Laba Rp2,9 Triliun, XL Usulkan Dividen 30%
VIVAnews - PT XL Axiata Tbk (XL) yang mengklaim sebagai operator nomor dua di Indonesia membukukan laba bersih Rp2,9 triliun selama 2010. Laba perseroan itu meningkat 69 persen dibanding tahun sebelumnya.
Pendapatan usaha XL juga naik sebesar 27 persen menjadi Rp17,6 triliun, dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp9,3 triliun atau tumbuh 50 persen dibanding 2009.
Sementara itu, jumlah pelanggan bertambah 28 persen dari 31,4 juta pelanggan (2009) menjadi 40,4 juta pelanggan pada akhir 2010.
"2010 merupakan tahun yang memantapkan posisi kami sebagai operator nomor dua di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari upaya dan strategi yang telah diterapkan XL sejak 2007," kata Direktur Utama XL, Hasnul Suhaimi, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin 31 Januari 2011.
Sepanjang 2010, menurut Hasnul, XL mengeluarkan sejumlah produk dan layanan inovatif. Pada Desember, untuk meningkatkan layanan bicara, XL meluncurkan paket baru Rp0, yang memberikan gratis bicara selama 30 detik pertama di waktu tertentu.
XL juga memberikan gratis roaming internasional untuk layanan data, dan diskon tarif hingga 90 persen untuk layanan bicara. Selain itu, perseroan memberikan diskon hingga 50 persen untuk layanan layanan pesan singkat (SMS) di tujuh negara, yakni Singapura, Malaysia, Sri Lanka, Kamboja, Bangladesh, Hong Kong, dan Jepang.
"Kami tidak tertarik untuk berkompetisi dalam harga. Tetapi kami lebih memperhatikan pengalaman pelanggan dalam menggunakan layanan kami dan bagaimana dapat meningkatkan kepuasan pelanggan," ujarnya.
Sejak 2010, Hasnul menjelaskan, XL mulai memfokuskan pada layanan data. Perseroan mengalokasikan sekitar 30 persen dari belanja modal 2010 untuk layanan data.
Untuk 2011, XL akan menganggarkan sekitar Rp5 triliun untuk belanja modal. Sekitar sepertiga dari belanja modal akan dialokasikan untuk layanan data/3G.
Sementara itu, selama 2010, XL juga melunasi sebagian pinjaman, sehingga pada akhir 2010, total pinjaman XL berkurang dari Rp13,5 triliun menjadi Rp10,2 triliun. Rasio utang bersih -utang berbunga dikurangi kas/EBITDA- sebesar 1,1 kali.
Dengan kondisi neraca XL tersebut, manajemen XL memutuskan untuk memperbaharui kebijakan dividennya menjadi minimum 30 persen dari normalized net income atau laba bersih yang telah disesuaikan terhadap selisih kurs yang belum terealisasi dan peristiwa luar biasa.
Usulan dividen itu akan dimintakan persetujuan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan perseroan 2011.
Sementara itu, tim riset PT Phillip Securities Indonesia dalam analisis teknikalnya merekomendasikan buy (beli) saham operator seluler tersebut. Kisaran support-resistance di kisaran level Rp5.150/5.050 dan Rp5.350/5.450. Hingga pukul 10.36 WIB hari ini, saham XL masih stagnan di posisi Rp5.200.