Inflasi Lampaui Target, BI Rate Tetap 6,5%
VIVAnews- Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan kembali mempertahankan BI Rate di level 6,5 persen. BI Rate di level 6,5 persen ini telah bertahan 18 kali semenjak Agustus 2009.
Meski inflasi cukup tinggi, BI tetap mempertahankan BI Rate dengan alasan inflasi lebih banyak disebabkan oleh volatilitas harga bahan makanan. Gubernur BI Darmin Nasution menjelaskan BI mencermati tingginya tekanan inflasi tahun 2010 yang disebabkan kenaikan harga sehingga inflasi Desember sebesar 0,92 persen atau 6,96 inflasi sepanjang 2010.
Angka tersebut lebih tinggi dari target inflasi yang ditetapkan pemerintah yaitu 5 persen plus minus 1 persen. Inflasi tersebut terjadi lebih banyak disebabkan volatilitas harga makanan akibat gangguan produksi akibat anomali cuaca.
"Kenaikan volatile food yang tajam tersebut juga dialami negara-negara di kawasan," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Rabu 5 Januari 2011.
Di sisi lain, momentum pemulihan ekonomi global yang meningkat meski dibayangi risiko krisis utang di Eropa di tengah melemahnya negara maju. Namun kinerja ekonomi negara berkembang tetap menunjukkan peningkatan.
BI juga mencermati harga komoditas yang terus meningkat, dan beralihanya investor ke pasar komoditas akibat melemahnya dolar AS. Sementara itu respons negara maju juga mempertahankan suku bunganya di level rendah.
BI optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dapat mencapai 6 persen, yang didukung dengan pertumbuhan ekonomi kuartal IV yang diperkirakan 6,1 persen atau lebih tinggi dibanding triwulan III. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang permintaan domestik oleh rumah tangga dan pertumbuhan investasi.
"Untuk itu kami mempertahankan BI Rate pada level 6,5 persen," ujarnya. (hs)