BPS: Indonesia Raksasa Ekonomi, Bukan Mimpi
VIVAnews - Badan Pusat Statistik optimistis Indonesia bisa menggapai target pertumbuhan ekonomi 6,4 persen pada tahun ini. Bahkan, pemerintah Indonesia bisa mengejar pertumbuhan ekonomi 7 persen pada tahun-tahun berikutnya.
"Kita punya potensi menggapai target Produk Domestik Bruto US$1 triliun dalam beberapa tahun mendatang," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan saat dihubungi VIVAnews di Jakarta.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan pemerintah Indonesia menargetkan bisa meraih PDB US$1 triliun beberapa tahun ke depan. Bahkan, Hatta percaya Indonesia bakal masuk 10 raksasa ekonomi dunia pada 2025.
Sebelumnya, sejumlah lembaga keuangan dunia juga sudah memperkirakan Indonesia bakal menjadi kekuatan ekonomi dunia baru. Mereka menggunakan berbagai istilah. Misalnya, Goldman Sach dengan sebutan The Next Eleven, CLSA dengan Chindonesia, Morgan Stanley dengan istilah BRICI, dan majalah top The Economist dengan istilah CIVETS. Bahkan, Standard Chartered Bank memperkirakan Indonesia masuk jajaran lima besar ekonomi dunia pada 2030.
Menurut Rusman, saat ini PDB Indonesia mencapai US$700 miliar. Untuk mencapai PDB US$1 triliun, Rusman memperkirakan bisa dicapai pada 2014. Bahkan, Indonesia berpotensi menjadi menjadi raksasa ekonomi dunia seperti disampaikan oleh Hatta Rajasa dalam tempo 15 tahun lagi. "Potensinya ada, itu bukan mimpi."
Caranya, pemerintah harus melakukan sejumlah pembenahan yang selama ini menghambat pertumbuhan tinggi, seperti infrastruktur. Sekarang, kata dia, perhatian pemerintah sudah jelas terlihat dari APBN 2011 yang mengalokasikan dana infrastruktur sangat besar.
Poin kedua, kata dia, pemerintah juga memberi peluang bermitra dengan dunia swasta, baik asing dan lokal. Selama ini, pembangunan infrastruktur terhambat karena menunggu pemerintah berjalan sementara pemerintah tidak punya uang. Padahal, jika dilakukan melalui kerja sama dengan swasta, maka Indonesia bisa menggapainya.
Termasuk membangun infrastruktur Selat Sunda. Menurut Rusman, jika hanya mengandalkan pemerintah, maka megaproyek itu hanya mimpi belaka. "Namun, jika dibangun dengan konsorsium, dunia usaha terlibat termasuk dari luar negeri, maka itu bukan mimpi."
Baca Juga: Lima Raksasa Ekonomi Dunia 2030