Harga Emas Merosot Tajam
VIVAnews - Harga emas mengalami penurunan tajam di pasar spot dan bursa berjangka New York, Selasa 4 Januari 2011. Harga emas pengiriman Februari di divisi Comex New York Mercantile Exchange jatuh US$44.10, atau 3,1 persen menetap pada US$1.378,80 per ons.
Penguatan dolar AS atas sejumlah mata uang utama dunia membuat investor emas melakukan aksi ambil untung. Indeks Dolar AS pada Selasa naik 0,18 persen menjadi US$79,37. Sedangkan harga spot emas turun US$37,20.
Harga emas di Indonesia masih belum turun signifikan. Di divisi Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk, harga emas masih Rp404 ribu per gram. Sedangkan di Perum Pegadaian Rabu ini Rp398.951 (beli) dan Rp409.181 (jual).
Analis Commerzbank dalam laporan harian mengatakan bahwa umumnya kenaikan dolar AS berdampak negatif bagi komoditas. Ini karena investor pemegang mata uang selain dolar harus membeli komoditas lebih mahal.
Sebenarnya, menurut dia, tingginya harga emas beberapa hari terakhir didorong oleh keluarnya data ekonomi Asia yang bagus. "Ini membuat pasar modal Asia membaik," katanya, seperti dilansir media Australia, Proactive Investors, Rabu 5 Januari 2011.
Harga komoditas tembaga untuk pengiriman Maret turun 9 sen, atau 2 persen menjadi US$4,37 per pon di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Sebelumnya logam ini diperdagangkan hingga US$4,47.
Harga perak untuk pengiriman Maret juga turun US$1,62 atau 5,2 persen menjadi US$29,51 per ons, harga terendah sejak 27 Desember yang saat itu ditutup pada US$29,26.
Tidak hanya itu, menguatnya dolar juga telah memotong harga minyak hingga 2,4 persen. Minyak mentah untuk pengiriman Februari turun US$2,17 ke level US$89,38 per barel di New York Mercantile Exchange.
Penurunan ini merupakan terbesar sejak 16 November 2010. Pada perdagangan Selasa, harga harian minyak sempat menyentuh US$92,58, tertinggi sejak 7 Oktober 2008. (hs)