BI: Soal Kredit, Bank BUMN Kalah dari Swasta
VIVAnews - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan realisasi penyaluran kredit bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sepanjang 2010 tidak mencapai target yang dipasang dalam Rencana Bisnis Bank.
Pasalnya, bank-bank pelat merah tersebut tercatat mengalami minus Rp13 triliun dari target rencana bisnis bank.
"Sampai akhir tahun 2010, saya kira masih akan seperti itu," ujar Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad seusai Keterangan Pers di Gedung BI,
Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu 5 Januari 2010.
Menurut Muliaman, pencapaian realisasi penyaluran kredit bank pemerintah tersebut masih kalah dibandingkan bank-bank swasta. BI memperkirakan
rata-rata bank swasta mampu menyalurkan kredit di atas RBB-nya.
Pada bagian lain, BI mengungkapkan kredit perbankan sepanjang 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 22,8 persen. Kredit Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) tercatat sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan kredit kali ini.
"Pertumbuhan tersebut lebih banyak berasal dari kredit UMKM dan konsumsi," ujar Gubernur BI Darmin Nasution.
Menurut Darmin, industri perbankan selama 2010 semakin solid seperti terlihat dari rasio kecukupam modal (CAR) dan terjaganya rasio kredit
bermasalah (NPL) gross di bawah lima persen.
BI juga menilai intermediasi perbankan semakin membaik, itu terlihat dari
pertumbuhan kredit sebesar 22,8 persen.
Sejauh ini, kata Darmin, BI tidak melihat adanya dampaik krisis utang di Eropa yang berpengaruh pada kinerja perbankan Tanah Air. Lolosnya bank dari dampak itu, disebabkan relatif kecilnya eksposure perbankan nasional terhadap perbankan di negara Eropa.
Sementara itu, terkiat peluang pertumbuhan kredit tahun ini, Muliaman mengaku BI masih sulit memperkirakan, karena masih banyak variabel yang terus bergerak. "Pertumbuhan kredit didorong oleh GDP (pertumbuhan domestik bruto)," katanya.
Muliaman memperkirakan, jika GDP mengalami kenaikan, seharusnya pertumbuhan kredit akan mengalami pertumbuhan lebih besar. Artinya, jika GDP tahun depan diperkirakan sebesar 6,3 persen, target pertumbuhan kredit diperkirakan masih menggunakan target lama yaitu sebesar 22-24 persen. (hs)