Teknologi Larangan Premium Diuji April
VIVAnews - Terkait rencana untuk mengendalikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, pemerintah akan menguji coba penggunaan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) pada awal kuartal II-2011.
''Nanti, kami akan coba pada April untuk menerapkan RFID itu,'' kata Dirjen Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Evita H Legowo, di Jakarta, Kamis 30 Desember 2010.
Evita menjabarkan, RFID akan diujicobakan di enam stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta. Namun, Evita belum bersedia menjelaskan SPBU mana yang akan dipasang alat RFID tersebut.
Menurut dia, RFID itu dipasang untuk menghindari penyalahgunaan BBM bersubsidi yang digunakan oleh kendaraan pelat kuning.
Evita menjelaskan, dengan adanya RFID tersebut, nantinya kendaraan pelat kuning tidak bisa lagi bolak-balik hanya untuk mengisi BBM. RFID ini berfungsi untuk membaca jumlah konsumsi premium kendaraan pelat kuning, sehingga hanya dapat mengisi BBM sesuai kuota yang dijatahkan.
"Nanti di mobil ada seperti fingerprint yang bersinkronisasi dengan RFID di SPBU. Jadi, terlihat jelas berapa liter BBM yang telah dikonsumsi dan menyatakan bahwa angkutan umum ada jatah berapa liter per harinya," katanya.
Menurut Evita, jika nanti ada kendaraan pelat kuning yang terdeteksi RFID membeli Premium di luar kuota, kendaraan tersebut diwajibkan membeli BBM nonsubsidi. Jika uji coba ini berjalan sukses, dia berharap dapat dikembangkan ke SPBU lain.
''Ini tidak dilaksanakan langsung pada April. Jadi, ini uji coba dulu. Kami akan berusaha menuju ke arah yang baik," tuturnya. Bila memungkinkan, penerapan RFID itu akan perluas.
"Rencananya ada penjatahan, untuk taksi nanti kami ambil rata-rata. Volumenya nanti akan lihat data-data riil. Tapi, pada awal-awal kami beri toleransi," katanya.