Selain BBM, Pertamina-Shell Berebut Pelumas
VIVAnews - Pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi direncanakan terealisasi pada akhir kuartal pertama atau Maret 2011. Bila rencana tersebut terwujud, mobil pelat hitam akan dilarang untuk mengonsumsi BBM jenis Premium.
Mereka harus beralih ke Pertamax, meski biaya untuk kebutuhan BBM meningkat, karena harga Pertamax lebih mahal dibanding Premium. Untuk konsumsi BBM non subsidi tersebut, PT Pertamina (Persero) akan bersaing dengan distributor BBM sejenis seperti Shell dan Total.
Meski tidak langsung terkait, di bisnis pelumas, Pertamina juga bersaing ketat dengan perusahaan dari Belanda itu.
Data Pertamina menunjukkan, Pertamina telah memenangi tender pasokan pelumas untuk mesin-mesin pembangkit PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) senilai Rp176 miliar dengan total volume 9.338 kiloliter (KL) setahun. Kemenangan Pertamina ini setelah melalui proses seleksi ketat dan di antaranya mampu menyisihkan pelumas Total dan Shell.
Produk-produk pelumas Pertamina tersebut akan dipasok ke wilayah Indonesia bagian barat yang meliputi Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, NTB, NTT, dan Kalimantan Barat dengan total volume 4.025 KL senilai Rp70,8 miliar.
Sementara itu, untuk wilayah Indonesia Timur akan dipasok ke wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Maluku, dan Papua dengan total volume 5.313 KL selama setahun senilai Rp105,9 miliar.
Vice President Communication Pertamina, Mochammad Harun, mengatakan, kualitas produk dan layanan Pertamina diklaim telah memenangi sejumlah tender pasokan kebutuhan BBM dan pelumas. Pada Januari 2010, Pertamina memenangi tender pasokan BBM untuk PT Newmont setelah menyisihkan dua kompetitor yaitu Shell dan PT AKR Corporindo Tbk.
Selain Newmont, Pertamina selama ini juga sudah menjadi pemasok BBM untuk sejumlah perusahaan tambang berskala besar. Untuk tambang batu bara, Pertamina mensuplai BBM di antaranya kepada PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, PT Kideco, Banpu, PT Berau Coal, PT Adaro Energy Tbk, Asmin Coalindo Tuhup, dan PT Tambang Bukit Asam.
Untuk perusahaan mineral, Pertamina mensuplai BBM ke Newmont, Nusa Halmahera Minerals, PT Aneka Tambang Tbk, dan PT International Nickel Indonesia Tbk.
Yang terakhir, Pertamina juga memenangi tender terbuka untuk memasok BBM dan pelumas senilai Rp6 triliun per tahun kepada PT Pamapersada Nusantara Grup yang merupakan salah satu kontraktor penambangan batu bara terbesar di Indonesia.
BBM dan pelumas tersebut akan digunakan untuk operasional kendaraan berat
pengangkut batu bara. Dalam perjanjian ini, Pertamina akan memenuhi kebutuhan BBM dan pelumas sebagai bahan dasar utama operasi penambangan dengan rata-rata kebutuhan 552.000 kiloliter (KL) per tahun.
Sebelumnya, Pertamina juga sudah memasok BBM dan pelumas untuk Pamapersada. Kini Pamapersada dan Pertamina sepakat untuk memperpanjang kerja sama dengan Grup Astra tersebut hingga 31 Januari 2012.
Sementara itu, PT Shell Indonesia sebagai salah satu distributor BBM juga berbenah dengan terus berkomitmen mengembangkan pasar.
"Indonesia adalah growing market yang potensial. Hal ini membuat kami terus berinvestasi di Indonesia," kata General Manager Communications and External Affairs Shell Indonesia, Budiman Moerdijat, belum lama ini.
Mengenai persaingan yang akan semakin terbuka tahun depan karena kebijakan pemerintah dalam pembatasan BBM bersubsidi, menurut dia, Shell selalu berkomitmen untuk terus tumbuh.
"Sejak 2005, kami berada di Indonesia dan tetap berkomitmen untuk berada di Indonesia. Sebagai pemain lama, kami memiliki komitmen yang kuat bersama Indonesia," ujar Budiman.