Merpati Operasikan 15 Pesawat dari China
VIVAnews- Merpati akan menambah 15 pesawat asal China tahun 2011. Penambahan itu akan menambah pendapatan Merpati hingga 20 persen atau Rp1,7 triliun.
Direktur Utama PT.Merpati Nusantara, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, menjelaskan pesawat itu adalah pesawat MA-60 hasil Subsidiary Loan Agreement (SLA) sebesar US$220 juta dari pemerintah China. Jika lima belas pesawat MA-60 tersebut sudah dapat beroperasi, maka Merpati akan mendapatkan pendapatan hingga Rp 100 Miliar per bulan.
"Target kami 2011 Merpati sudah mulai profit," ucap Jhony di Jakarta, Senin 27 Desember 2010.
Dari 15 pesawat tersebut, 9 pesawat sudah ada di Indonesia, dan enam pesawat akan datang secara berkala setiap bulan dari Februari, Maret dan April. Johny berharap kelima belas pesawat tersebut akan dimasukkan sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN) agar total outstanding kredit perusahaan dapat berkurang. Merpati memproyeksikan pada 2011 Merpati dapat menerbangkan 350 ribu penumpang dengan tingkat isian penumpang rata-rata 80 persen.
Jhony menjelaskan pendapatan total Merpati pada 2010 ini mencapai Rp1,7 Triliun, namun Merpati masih mengalami rugi operasi sebanyak Rp30 Miliar. Selain itu, total kredit Merpati mencapai Rp1,98 Triliun.
Jika dibandingkan dengan total pendapatan Merpati tahun 2009, maka terdapat penurunan. Tahun lalu, Merpati mencetak total pendapatan sebesar Rp1,8 Triliun dan mencetak laba sebesar Rp16,6 Miliar.
"Namun pada 2009 itu terbantu dengan penjualan gedung Merpati," imbuhnya.
Merpati juga masih mengharapkan kucuran dana dari pemerintah sebesar Rp610 miliar untuk merestrukturisasi utang. Ia berharap DPR menyetujui pengucuran dana itu dalam waktu yang tepat demi kelangsungan Merpati.
"Kalau pemerintah mau bantu untuk terakhir kali maka kami minta bantuan penuh," kata Johny.