Djarum Tambah Saham, Bapepam Klarifikasi BCA
VIVAnews- Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan meminta penjelasan kepada PT Bank Central Asia Tbk terkait penambahan kepemilikan saham oleh Grup Djarum sebesar 3 persen. Bapepam telah mengirimkan surat kepada emiten berkode BBCA itu.
"Kita ingin meminta meminta klarifikasi saja, apakah ada perubahan pengendali pada perseroan," kata Kepala Biro Penilaian Perusahaan Bidang Jasa Bapepam LK Noor Rachman di Jakarta, 23 Desember 2010.
Seperti diketahui, Grup Djarum melalui dua anak perusahaannya, PT Tricipta Mandhala Gumilang dan PT Caturgurwiratna Sumapala, telah menambah kepemilikan sahamnya di BCA. Grup Djarum membeli saham BCA dari UBS Securities melalui Credit Suisse Securities Indonesia.
Credit Suisse Securities Indonesia pada Senin 20 Desember 2010 memfasilitasi transaksi tutup sendiri atau crossing saham Bank Central Asia (BBCA) di pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 515 juta saham. Transaksi dilakukan pada harga Rp6.700 per saham itu senilai Rp3,45 triliun.
Grup Djarum kini dikendalikan Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono adalah orang terkaya Indonesia menurut versi Majalah Forbes. Harta bersih duet bersaudara ini mencapai US$11 miliar, atau hampir Rp100 triliun.
Mereka mewarisi kekayaan dari ayahnya sebagai produsen rokok kretek terbesar di Indonesia. Sebagian besar kekayaan mereka berasal dari Bank Central Asia, bank terbesar ketiga di Indonesia, dan masuk jajaran perusahaan menakjubkan versi Forbes.
Robert dan Michael adalah pemegang saham terbesar di BCA. Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono melalui Farindo Holdings Ltd sebelumnya menguasai sekitar 47,15 persen saham BCA.