UBS: Harga BBM Naik, Otomotif Tetap Tumbuh
|
06.02 |
VIVAnews - UBS Securities memprediksi industri otomotif nasional akan tumbuh tinggi meski pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
"Kami kira dampak kenaikan BBM hanya terasa di awal saja, dalam jangka panjang semua akan kembali normal," kata Kepala Riset UBS Securities, Joshua Tanja, dalam outlook ekonomi 2012 di Jakarta, Selasa 6 Maret 2012.
Dia mengatakan, nilai tukar yang terjaga, suku bunga rendah, dan daya beli masyarakat yang kuat akan membuat industri otomotif tetap tumbuh.
Joshua menjelaskan, kenaikan harga BBM tahun ini berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2005. Saat itu, suku bunga naik tinggi dan rupiah pun melemah. "Saya melihat isu kenaikan harga BBM tidak berdampak banyak pada nilai tukar rupiah," katanya.
Karena itu, dia meyakini penjualan kendaraan di Indonesia masih akan tumbuh 5-10 persen tahun ini. Pada tahun lalu, penjualan mobil mencatat rekor 894.164 unit. Angka ini jauh melewati target yang hanya 680 ribu unit.
IHSG Tembus 4.250
Kenaikan harga BBM juga diperkirakan tak banyak mempengaruhi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. "Ini karena dampaknya sementara," katanya.
UBS memperkirakan IHSG tumbuh 7 persen dan diproyeksikan bisa menembus level 4.250 tahun ini. "Proyeksi ini telah memperhitungkan risiko inflasi dan kondisi perekonomian dalam negeri," katanya. "Tapi, belum menghitung dampak krisis Eropa."
Pada penutupan perdagangan sesi pertama Selasa, IHSG turun 28,3 poin atau 0,71 persen ke level 3.956. Penurunan indeks lebih banyak terpengaruh oleh langkah pemerintah China yang menurunkan target pertumbuhan ekonomi menjadi 7,5 persen pada tahun ini. (art)
