Hatta Kecewa Ekonomi RI Hanya Tumbuh 6,5%
VIVAnews - Kurang baiknya penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2011 dituding telah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi tak mencapai hasil optimal.
Indonesia setidaknya kehilangan kesempatan merealisasikan tambahan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1 hingga 0,2 persen akibat tidak maksimalnya penyerapan APBN tersebut.
Kekecewaan tersebut disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, saat ditemui di kantornya, Jalan Wahidin, Jakarta, Senin, 6 Februari 2012. "Saya kira kalau 2011, kami akui seharusnya bisa lebih dari 6,5 persen pertumbuhan ekonominya," ujarnya.
Hatta mengapresiasi kinerja penyokong pertumbuhan ekonomi lain seperti ekspor dan investasi yang cukup baik pada tahun lalu. Sayangnya, kondisi itu tidak terjadi pada penyerapan anggaran untuk belanja. "Makanya, ini salah satu yang harus kami perbaiki ke depan," imbuhnya.
Hatta mengingatkan, dana dalam APBN Indonesia saat ini cukup besar yakni Rp1.400 triliun. Dana ini ditargetkan bisa digunakan secara produktif. "Belanjanya yang harus kuat. Jangan duitnya mangkrak di BI," terangnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2011 mencapai 6,5 persen. Kendati mencapai target pemerintah, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2011 justru menurun 1,3 persen.
"Sepanjang 2011 terjadi pertumbuhan di semua sektor ekonomi," kata Pelaksana Tugas Kepala BPS, Suryamin.
BPS mencatat, produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2011 mencapai Rp7.427,1 triliun. Sementara itu, PDB terhadap harga konstan mencapai Rp2.463,2 triliun.
Dalam APBN-P 2011, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2011 sebesar 6,5 persen. Sebelumnya, pemerintah senantiasa melewati target yang telah dibuat bersama Dewan Perwakilan Rakyat itu. (art)