Setop Bayar Utang, BEI Panggil Berlian Tanker
VIVAnews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memanggil manajemen PT Berlian Laju Tanker Tbk untuk menjelaskan keputusan perseroan menghentikan sementara pembayaran atas semua fasilitas pinjaman bank dan obligasi.
"Kami akan berdiskusi agar mereka dapat menjelaskan lebih komprehensif mengenai restrukturisasi utang yang sedang dijalankan," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito, kepada VIVAnews.com di Jakarta, Jumat 27 Januari 2012.
Namun, Eddy tidak menjelaskan kapan pemanggilan akan dilakukan. "Ya sesegera mungkin," ujarnya.
Hingga transaksi pagi ini, saham Berlian Laju Tanker masih dihentikan sementara perdagangannya (suspen) di Bursa Efek Indonesia. Saham berkode BLTA tersebut berada di level Rp196 pada saat dihentikan sementara perdagangannya sejak 25 Januari 2012.
Menurut Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa BEI, Umi Kulsum, suspensi dilakukan karena adanya informasi penting yang secara material dapat mempengaruhi keputusan investasi pemodal. Suspensi dilakukan di seluruh pasar mulai perdagangan sesi pertama 25 Januari 2012 hingga pengumuman lebih lanjut.
"Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Berlian Laju Tanker," kata Umi dalam keterbukaan informasi bursa.
Eddy melanjutkan, otoritas bursa masih akan mengikuti perkembangan aksi korporasi perseroan, termasuk penjelasan manajemen mengenai proses restrukturisasi itu sebelum mencabut suspensi saham BLTA. "Kami akan lihat perkembangan apa yang sudah dicapai," tuturnya.
Sementara itu, manajemen Berlian Laju Tanker dalam penjelasannya mengatakan, perseroan telah memutuskan untuk sementara waktu menghentikan pembayaran kembali (temporarily cease repayment) atas semua fasilitas pinjaman bank dan obligasi. Perseroan juga menghentikan sementara pembayaran ship lease beserta semua kewajiban terkait yang ada pada semua anak perusahaan, kecuali PT Buana Listya Tama Tbk.
"Ini untuk memungkinkan grup melakukan review atas posisi dan penyelenggaraan keuangannya," kata Presiden Direktur Berlian Laju Tanker, Widihardja Tanudjaja, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis 26 Januari 2012.
Namun, Widihardja melanjutkan, perseroan berkomitmen untuk menjalankan operasi dan usahanya secara normal. Oleh karena itu, perseroan akan memberikan prioritas yang paling tinggi untuk melayani kewajiban grup pada pemasok (suppliers) dan kreditor usaha (trade creditors) perseroan. "Di mana, terhadap mereka, kondisi standstill ini tidak berlaku," tuturnya.
Manajemen Berlian Laju Tanker mengumumkan bahwa pelanggaran kovenan telah terjadi pada salah satu fasilitas utang yang diberikan untuk salah satu anak usaha perseroan. Pada fasilitas itu, perseroan bertindak sebagai penjamin (guarantor).
Selain itu, terdapat anak perusahaan yang telah mengalami gagal bayar pada fasilitas sewa guna usaha (lease) tertentu. "Kelesuan ekonomi dunia yang diperparah oleh pertumbuhan armada kapal dunia yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan terus menurunnya tarif tambang
sektor pelayaran," ujar dia.
Kondisi itu, menurut Widihardja, terjadi bersamaan dengan kenaikan biaya bunker dan biaya-biaya operasi usaha lainnya, sehingga secara signifikan mempengaruhi usaha dan posisi keuangan perseroan. "Walaupun kami berharap bahwa tarif tambang akan membaik pada periode-periode mendatang," kata dia.
Berlian Laju Tanker, dia melanjutkan, harus mengambil langkah-langkah agar dapat terus mendukung efisiensi struktur permodalan dan meningkatkan modal kerja perusahaan. Perseroan juga akan fokus pada upaya untuk memastikan agar kualitas dan jasa operasi tidak terinterupsi serta pembayaran kepada suplier dapat tepat waktu.
"Perseroan saat ini sedang meminta nasihat untuk menilai dampak yang dapat terjadi pada posisi dan kondisi keuangan kami," tuturnya.
Untuk tahun ini, pembayaran pokok pinjaman yang telah dijadwalkan dan harus dibayar terdiri atas pinjaman bank, obligasi, dan finance lease sekitar US$418 juta.