Pakai BBG, 2,5 Juta Unit Converter Kit Dicari

VIVAnews - Pemerintah masih mengkaji industri-industri dalam negeri yang akan terlibat dalam pembuatan alat pengubah (converter kits) konsumsi bahan bakar minyak (BBM) menjadi Bahan Bakar Gas (BBG).
Namun, pemerintah memastikan tak akan menghalangi industri nasional seperti PT Dirgantara Indonesia, yang berencana memproduksi alat tersebut.
"Sekarang sedang dikaji industri-industri kita mampu memproduksi berapa banyak," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat usai ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa, 10 Januari 2012.
Pemerintah memperkirakan kebutuhan converter kits mencapai 2,5 juta unit setiap tahunnya. Dari jumlah itu, pasokan alat pengubah itu kemungkinan sebagian dipenuhi dari impor.
Hidayat menjelaskan, converter kits yang pada awalnya diperoleh dari impor itu akan digunakan sebagai standar (benchmark) kualitas terhadap produk serupa yang akan dihasilkan industri nasional.
"Impor ini akan berguna bagi benchmark converter kits itu sendiri dan technical regulator-nya. Hal ini untuk meyakinkan bahwa alat itu akan diproduksi di dalam negeri," kata dia
Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menambahkan, impor converter kits untuk saat ini masih diperlukan untuk menyukseskan program pembatasan BBM bersubsidi. Untuk itu, pemerintah tak ragu mendorong kalangan perbankan untuk memberikan pinjaman agar masyarakat bisa memperoleh alat tersebut.
Kendati demikian, Hatta menegaskan, pemerintah sepenuhnya menginginkan produksi converter kits dapat dilakukan di dalam negeri. Kebutuhan impor hanya dilakukan jika pasokan dari dalam negeri dianggap tak mencukupi.
Lebih jauh Hatta menegaskan bahwa program pembatasan BBM bersubsidi maupun konversi BBM ke BBG bertujuan untuk mengurangi belanja pemerintah agar penerimaan negara bisa menjadi seimbang. "Kalau tidak, akan terjadi pembengkakan," kata dia. (eh)