Krisis Global, Pertumbuhan RI Mulai Melambat

VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat meski ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan, namun menunjukkan fenomena perlambatan. Hal itu akibat pengaruh krisis global sehingga berdampak ke Indonesia.
"Ini terkait adanya perlambatan ekonomi global ke ekspor dan nanti sektor domestik," jelas Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Slamet Sutomo, dalam jumpa pers di kantor BPS, Jakarta, Senin 7 November 2011.
Dampak krisis ekonomi global, lanjut Slamet, berpengaruh pada komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi seperti ekspor dan impor. Ekspor pada triwulan III misalnya, tercatat tumbuh 5,2 persen atau Rp 300,2 triliun menjadi Rp315,8 triliun. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan ekspor triwulan II yang tumbuh sebesar 7,2 persen.
Sedangkan impor pada triwulan III pertumbuhannya hanya 2,4 persen, jauh melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan III sebesar 6,5 persen.
Pertumbuhan PDB kuartal III/2011 secara year on year mencapai 6,5 persen yang lebih banyak ditunjang oleh ekspor tumbuh sebesar 8,3 persen. "Namun impor tumbuh 5 persen, jadi nett-nya 3,3 persen," terangnya.
Pengeluaran pemerintah mengalami penurunan yaitu dari 26 persen pada triwulan II menjadi 10,6 persen pada triwulan III tahun 2011.
Perbedaan terjadi pada sektor konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto yang mengalami peningkatan. Konsumsi rumah tangga meningkat dari 1,3 persen pada triwulan II menjadi 2,3 persen pada triwulan III. Dan Pembentukan Modal Tetap Bruto yang naik dari 4,1 persen pada pertumbuhan triwulan II menjadi 5,1 persen pada triwulan III.
"Ekonomi kita banyak ditunjang oleh sektor domestik meski ada perlambatan global kita masih tetap tumbuh," pungkasnya.