Setahun, Kredit Otomotif Rp130 Triliun Lebih
VIVAnews - Bank Indonesia menilai pembiayaan otomotif melalui perusahaan pembiayaan (multifinance) sangat tinggi. Pada 2010, pembiayaan otomotif melalui multifinance sebesar Rp130 triliun.
Menurut Deputi Gubernur BI, Muliaman Hadad, 80 persen sumber dana pembiayaan multifinance berasal dari bank. Untuk itu, bank harus mewaspadai pemberian kredit dengan menjaga sisi aspek kehati-hatian.
"Ini termasuk tinggi dan perlu menjadi perhatian," ujar Muliaman di Jakarta, Rabu, 9 November 2011.
Muliaman menjelaskan, pembiayaan otomotif melalui multifinance sangat tinggi. Berbeda dengan kredit bank ke sektor otomotif secara langsung.
"Jangan sampai ada anggapan lebih mudah minta kredit ke perusahaan pembiayaan dibanding ke bank," tambahnya.
Sebelumnya BI mengkhawatirkan besarnya kredit sektor otomotif di tengah pertumbuhan ekonomi saat ini akan menyebabkan terjadinya gelembung (bubble) ekonomi. Hal itu sudah terlihat dengan membanjirnya produk otomotif di masyarakat.
"Dalam fase pemulihan, dua sektor yang cepat sekali pertumbuhannya bisa berpotensi bubble, antara lain otomotif dan properti," ujar Deputi Gubernur BI, Hartadi A Sarwono, di Gedung BI, Jakarta, Jumat 22 Juli 2011.
Hartadi beralasan, kekhawatiran terjadinya gelembung ekonomi dari sektor otomotif karena konsumen di Tanah Air kini semakin dimudahkan dalam proses pembelian kendaraan. Salah satu kemudahan adalah banyaknya fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh sejumlah perbankan nasional.
"Untuk otomotif itu, bisa dilihat sendiri saja di jalanan. Mobil, motor, saat ini sangat mudah mendapatkannya. Nah, itu terlalu cepat," tandasnya. (art)