Buruh Migran di Dunia Hasilkan $350 Miliar

VIVAnews - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) mengungkapkan bahwa keberadaan buruh migran ternyata mampu menopang perekonomian dunia.
Sebab, dari data yang disampaikan BN2TKI, jumlah buruh migran yang tersebar di berbagai negara sekitar empat persen dari 6,7 miliar total penduduk dunia saat ini. Sedangkan remitansi atau pengiriman uang buruh migran ke masing-masing negara asalnya berkisar US$350 miliar per tahun atau sekitar Rp3.153,15 triliun.
"Jelas merupakan sumbangsih yang luar biasa dalam menopang perkembangan kehidupan ekonomi negara-negara di dunia dan masyarakatnya," ujar Ketua BN2TKI, Jumhur Hidayat, dalam pernyataan tertulisnya terkait Peringatan Hari Buruh sedunia, Minggu 18 Desember 2011.
Melihat hal itu, lanjutnya, Hari Buruh Migran Sedunia adalah bentuk pengakuan utama dari seluruh bangsa di dunia tentang pentingnya keberadaan buruh migran bagi pembangunan ekonomi dunia. Untuk itu, Jumhur mengatakan bahwa setiap negara baik pengirim maupun negara penerima wajib melindungi setiap buruh migran tanpa kecuali.
Bagi Indonesia, menurut Jumhur, buruh migran adalah perjuangan mencapai taraf hidup lebih baik melalui para TKI di luar negeri beserta keluarganya di tanah air, yang ditempuh dengan semangat pengorbanan yang tinggi. "Dengan demikian, pemerintah Republik Indonesia juga wajib melindungi TKI yang bekerja di negara manapun demi terjaganya kemartabatan hidup mereka," tuturnya.
Kurangi Pengangguran
Ia menyampaikan bahwa jumlah TKI sejauh ini mencapai enam juta orang, yang berada di 52 negara. Mereka menyumbang remintansi ke tanah air lebih dari Rp100 triliun setiap tahun. Dari remitansi itu, para TKI ikut berkontribusi sebanyak dua persen terhadap GDP (Gross National Product) atau pendapatan negara per tahun yang berjumlah Rp6.500 triliun.
"TKI telah mengurangi lima persen dari angkatan kerja kita yang kini jumlahnya 120 juta dari 240 juta penduduk kita, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran cukup besar," tambahnya.
Jumlah TKI itu juga ikut mengangkat langsung kehidupan 30 juta anggota keluarganya jika diasumsikan setiap TKI menanggung lima orang, dan itu berarti 12,5 persen rakyat tidak jatuh miskin melalui kiriman uang TKI.
Belum lagi, jasa TKI yang besar dalam menghidupi perekonomian daerah termasuk penyerapan tenaga kerja lokal dengan adanya kiriman lebih dari Rp100 triliun tersebut. (ren)