Prioritas Saham VIVA untuk Investor Lokal

VIVAnews - Saham PT Visi Media Asia Tbk hari ini resmi memasuki masa penawaran umum atau initial public offering (IPO). Dalam proses pembentukan harga (bookbuilding), saham VIVA mengalami kelebihan jumlah minat pemesanan (oversubscribed) hingga 5,34 kali.
Executive Director of Investment Banking PT Danatama Makmur, Vicky Ganda Saputra, menjelaskan selama masa bookbuilding, komposisi investor lokal dan asing merata. Namun, ia akan mendahulukan investor lokal dalam masa penawaran umum kali ini.
"Karena untuk investor asing masih ada kendala pada Undang-Undang Penyiaran yang membatasi kepemilikan asing di media massa," kata Vicky di Jakarta, Jumat 11 November 2011.
Ia menjelaskan, untuk investor lokal yang berminat, lebih banyak dari korporasi, karena kekuatan modal lebih besar dibanding investor individu. Sementara itu, investor asing yang berminat membeli saham VIVA seluruhnya dari korporasi.
Namun, untuk masa penawaran ini, dia menambahkan, pembelian saham investor asing dibatasi karena dalam UU Penyiaran disebutkan kepemilikan asing dalam media massa maksimal 20 persen. Sementara itu, dalam VIVA terdapat saham News Corp sebesar 7,5 persen.
"Pada masa penawaran kami batasi pembelian investor asing, namun akan kami arahkan saat listing (pencatatan saham) nanti," jelasnya.
Ia menambahkan, potensi saham VIVA cukup bagus jika melihat tren industri media massa ke depannya. Industri media massa, khususnya televisi dan media baru berkorelasi dengan tumbuhnya industri domestik. Sementara itu, industri domestik di dalam negeri tidak terpengaruh besar dengan krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika.
"Potensi ke depan industri media massa bagus. Kita akan menghadapi pemilu, di mana kue iklan sangat besar," katanya.
Sementara itu, Presiden Direktur VIVA, Erick Thohir, berharap pembeli saham VIVA mayoritas investor lokal, karena selama masa penawaran, VIVA tidak melakukan roadshow ke luar negeri. (art)