Pasar Ekspor RI Beralih ke China dan India
VIVAnews - Pertumbuhan ekspor Indonesia diperkirakan beralih ke Asia khususnya ke China dan India. Ekspor Indonesia ke dua negara itu cukup besar.
"Ekspor ke China tumbuh 60,13 persen, ini adalah pertumbuhan yang besar. Sedangkan ke India tumbuh 48,51 persen," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Dedy Saleh, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa, 1 November 2011.
Kemendag mencatat, kinerja ekspor nonmigas selama 2011 didukung oleh diversifikasi pasar ekspor nonmigas, terutama ke negara mitra Free Trade Area (FTA) dan emerging market lainnya. China, lanjut Dedy, merupakan negara utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia selama periode Januari-September 2011.
Selama periode tersebut, ekspor nonmigas ke China meningkat sebesar 60,13 persen, tumbuh jauh lebih cepat dibanding ke negara-negara lain. Pada Januari-September 2010, ekspor ke China mencapai US$9,31 miliar dan meningkat menjadi US$14,90 miliar tahun ini.
Selain China, Dedy mengungkapkan, ekspor nonmigas ke India juga meningkat signifikan pasca FTA. Ekspor Indonesia ke India meningkat 48,2 persen, menjadi posisi ke-4 menggeser Singapura dan Malaysia. Pada Januari-September 2011, ekspor ke India tercatat naik menjadi US$10,24 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu US$6,89 miliar.
Kemudian, negara-negara ASEAN serta Asia lainnya juga menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia. Kontribusi ekspor ke pasar ASEAN, China, India, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan menyumbang sebesar 59,8 persen terhadap ekspor nonmigas nasional.
"Jepang yang selama ini menjadi tujuan nomor satu, sekarang diambil alih oleh China dan posisi keduanya adalah Jepang," ungkapnya.
Kemendag optimistis, dengan struktur pasar seperti ini, krisis yang melanda Eropa dan AS perlu diwaspadai, meskipun diperkirakan tidak banyak mempengaruhi kinerja ekspor.
Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia pada September kembali mencatatkan surplus baik migas maupun nonmigas. Surplus perdagangan nonmigas Indonesia pada September 2011 mencapai US$2 miliar, sedangkan migas sebesar US$0,8 miliar.