Krisis Eropa Kembali Tekan Bursa Asia

VIVAnews - Bursa saham Asia diperkirakan bakal bertarung pada perdagangan saham hari ini. Pemicunya, kenaikan biaya pinjaman (borrowing cost) akibat rating surat utang Prancis yang memunculkan kekhawatiran bahwa negara inti Eropa tidak bisa lepas dari krisis surat utang Eropa.
Kondisi semakin diperparah dengan suasana politik yang tak jelas di Italia dan Yunani seiring upaya mereka mendorong dukungan untuk memperoleh dana suntikan modal dan meraih kepercayaan pasar.
Seperti dikutip Reuters, Rabu, 16 November 2011 disebutkan Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen. Sementara indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,1 persen.
"Pasar jelas membutuhkan sebuah upaya untuk meringankan tekanan dari imbal hasil obligasi," ujar Trader Arab Bank Australia, Sydney, David Scutt. "Jika tidak ada pengumuman dalam beberapa hari ke depan, situasi bisa lepas kendali secara cepat."
Seperti diketahui, imbal hasil surat utang Italia bertenor 10 tahun naik di atas 7 persen, level biaya pendanaan yang tidak stabil untuk negara yang dikendalikan utang. Sementara imbal hasil Spanyol bertenor 10 tahun juga naik menjadi 6,3 persen.
Tren yang sama yang sama juga melanda Prancis yang memperoleh rating triple-A.
Pasar kredit Asia kini makin waspada terlihat dari selera investor pada risiko yang berkurang terlihat dari indeks rating investasi ITraxx Asia, di luar Jepang, yang makin melebar menjadi 5 poin.
Sejumlah analis menilai Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) kemungkinan akan merespon kondisi negatif saat ini dengan membeli obligasi dalam jumlah besar.
Sementara itu dari Amerika Serikat diberitakan bursa saham di negara Paman Sam itu kemarin ditutup menguat setelah sejumlah data terbaru menunjukan penjualan ritel selama Oktober melebihi perkiraan sebelumnya. Kondisi ini diharapkan bisa membuat perekonomian di negara dengan skala ekonomi terbesar di dunia ini menjadi lebih bersemangat pada kuartal ke-IV.
Kondisi berbeda dialami bursa Eropa dimana indeks FTSEurofirt tergelincir 0,5 persen. Sedangkan indeks bursa saham dunia juga turun 0,4 persen. (umi)