Hipmi Desak Selidiki Jembatan Ambruk di Kutai
VIVAnews - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendesak pemerintah menyelidiki penyebab runtuhnya jembatan Mahakam II di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Hasil investigasi harus diumumkan secara terbuka kepada publik, terutama sebab-musabab peristiwa itu.
"Kami perlu tahu apa penyebabnya agar jadi pembelajaran semua pihak bahwa membangun infrastruktur dan sarana publik harus lebih serius,” kata Ketua Umum BPP Hipmi, Raja Sapta Oktohari, di Jakarta, Senin 18 November.
Raja berharap agar runtuhnya jembatan gantung terpanjang di Indonesia itu, yang baru dioperasikan sejak 2001, tidak mengurangi minat investor berinvestasi ke daerah. Itu sebabnya, Hipmi mendorong agar penghubung alternatif segera disiapkan dan bila perlu segera dibuat perencanaan baru pembangunan jembatan pengganti yang lebih meyakinkan dari sebelumnya. "Dengan begitu investor melihat keseriusan pemerintah mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," kata Okto.
Selain itu, dia juga meminta pemerintah segera membuat penghubung atau transportasi alternatif. Sebab, terputusnya akses transportasi di kabupaten Kutai ini akan berdampak besar bagi aktivitas bisnis masyarakat di sana.
Okto mengatakan, Kalimantan Timur dan khususnya Kutai merupakan ikon investasi nasional. Wilayah ini juga termasuk penyumbang terbesar bagi perekonomian nasional. Provinsi kaya minyak dan tambang ini memiliki pertumbuhan ekonomi di atas pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu hampir 7 persen.
Sebenarnya, Menteri Perhubungan EE Mangindaan telah menginstruksikan mengirim dua kapal feri sebagai pengganti jembatan yang runtuh. "Sekali angkut bisa ratusan," kata Mangindaan di Jakarta, Minggu.
Selain itu, untuk mempermudah jalur transportasi masyarakat, Kementerian Perhubungan berkoordinasi dengan pejabat setempat juga mengalihkan jalur dari Kali Angus ke Penajaman. "Semua dialihkan ke situ, sesuai kebutuhan," tutur Mangindaan. (ren)