Ekspor Disetop, 435 Ribu Ton Rotan Sia-sia

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Minggu, 20 November 2011

Ekspor Disetop, 435 Ribu Ton Rotan Sia-sia

VIVAnews - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan melarang ekspor rotan Desember ini, karena dinilai akan membahayakan produksi rotan nasional.

"Kami baru saja membahas kebijakan pemerintah dalam rapat bersama Kadin Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Kami putuskan, pemerintah harus mengevaluasi kembali kebijakan ini," kata Ketua Kadin Sumatera Barat, Asnawi Bahar pada VIVAnews.com, Selasa 15 November 2011.

Pelarangan ekspor disepakati sebagai kebijakan yang akan berdampak luas pada hasil produksi rotan nasional.

Menurut data Kadin, produksi rotan nasional mencapai 450 ribu ton per tahun. Sedangkan konsumsi industri dalam negeri baru sekitar 15 ribu ton per tahun.
"Nah, mau dikemanakan sisa produksi rotan dari petani kita ini yang dikalkulasikan mencapai 435 ribu ton," tambah Asnawi.

Asnawi menilai, menumpuknya produksi rotan nasional akan berdampak pada anjloknya harga rotan di dalam negeri. Kondisi ini akan berdampak luas pada petani rotan dan pabrik pengolahan. "Rotan yang diekspor itu bukan bahan mentah, tapi setengah jadi," katanya.

Rotan Sumbar

Sementara itu, Gabungan pengusaha eksportir Indonesia (GPEI) cabang Padang khawatir jika pemerintah benar-benar memberlakukan kebijakan tersebut. Meskipun baru mampu mengekspor rotan sekitar 60 ton per bulan, potensi rotan Sumbar dinilai cukup menjanjikan.

"Potensi rotan Sumbar mencapai sekitar 150 ribu ton dan terbesar berada di Mentawai," kata Sekretaris GPEI Sumbar, Djaswor Loewis. Jika kebijakan ini disahkan, imbas terbesar akan dirasakan Kabupaten Mentawai.
 
Djaswor menilai, perekonomian Mentawai akan terganggu dengan pelarangan ekspor rotan karena kabupaten termuda di Sumbar ini bergantung pada komoditi tersebut. "Andalan Mentawai kan rotan di samping kopra," tambahnya. (Laporan: Eri Naldi | Padang, umi)

Related Posts:

Kerja di rumah

Popular Posts