Ekonom: Cadangan Devisa RI Kuat Hadapi Krisis

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Jumat, 04 November 2011

Ekonom: Cadangan Devisa RI Kuat Hadapi Krisis

VIVAnews - Bank Indonesia (BI) menilai turunnya nilai cadangan devisa atau cadev per September lalu merupakan sesuatu yang wajar. Pasalnya, cadev bersifat dinamis.

Menurut Peneliti Ekonomi Utama Direktorat Kebijakan Moneter dan Riset Ekonomi BI, Darsono, intervensi BI untuk menstabilkan perekonomian nasional memang diperlukan. Selain itu, penurunan cadev dapat ditutup dengan penerimaan dari sektor minyak.

"Kalau kita perlu intervensi, tidak apa-apa sedikit turun tapi cadev kita sangat kuat," ujarnya saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis 3 November 2011.

Gejolak yang terjadi saat ini, lanjutnya, merupakan fenomena sesaat. Namun, dengan fundamental ekonomi yang kuat maka deprisiasi rupiah merupakan suatu anomali. "Sehingga itu gejolak sesaaat yang perlu kehadiran BI untuk stabilkan pasar," tuturnya.

Senada dengan Darsono, Ekonom Standart Charterd Fauzi Ichsan mengatakan, fundamental ekonomi cukup kuat. Kondisi ini menjadi modal dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global.

"Referendum (Yunani) ini buat ketidakpastian tinggi dan investor tidak suka ketidakpastian tinggi, apalagi dalam kondisi ekonomi melambat," tuturnya.

Cadengan devisa saat ini, dinilai Fauzi cukup kuat jauh dibandingkan pada saat krisis 2008.

Sebelumnya, cadangan devisa Indonesia anjlok US$10,316 miliar (Rp92,51 triliun) selama sebulan. Menurut website Bank Indonesia, cadangan devisa 30 September sebesar US$114,502 miliar, turun drastis dibanding posisi 26 Agustus US$124,63 miliar.

Posisi ini hampir mendekati kondisi cadangan devisa bulan April yang tercatat US$116,5 miliar. Padahal sejak awal tahun, cadangan devisa terus naik seiring masuknya arus modal asing pasca krisis finansial 2008. Pada Januari 2011, cadangan devisa masih di level US$95,3 miliar atau mengalami kenaikan US$29,3 miliar, lalu turun menjadi US$114,502 miliar.

Selama gejolak krisis ekonomi Eropa dan Amerika, BI terus melakukan intervensi rupiah. BI juga menyerap lelang Surat Utang Negara agar rupiah tidak terlalu fluktuatif.

Kerja di rumah

Popular Posts