Alasan Jembatan Sunda Tak Pakai APBN
VIVAnews - Pemerintah memperkirakan pemasangan tiang pancang atau ground breaking proyek Jembatan Selat Sunda yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera akan dilakukan pada 2014.
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, jembatan yang termasuk dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) itu menghabiskan biaya mencapai US$15 miliar atau sekitar Rp137,61 triliun.
"Untuk itu, tidak boleh menggunakan uang negara," kata Hatta saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin 28 November 2011.
Hatta menambahkan, untuk proses studi pembangunan jembatan yang diperkirakan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia itu akan menghabiskan US$200 juta atau sekitar Rp1,83 triliun.
Besarnya dana itu, menurut Hatta, menjadi alasan pemerintah tidak menginginkan biaya pembangunan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebab, dana APBN idealnya bermanfaat untuk seluruh rakyat Indonesia dan bukan satu atau dua tempat saja.
"Silakan pengusul mana yang mau buat studi. Nanti, kalau dia berani membuat studi, bahan studi itu kami tenderkan. Tapi, pemrakarsa studi itu mendapatkan preferensi 10 persen dan right to match," tuturnya.
Sebelumnya, ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur pada Sabtu 26 November 2011 tidak menggoyahkan rencana pemerintah membangun jembatan lain. Bahkan, pemerintah menjadikan pembangunan jembatan sebagai kegiatan rutin.
Kini, pemerintah tengah mengkaji pembangunan Jembatan Selat Sunda yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera. Selain itu, wacana pembangunan Jembatan Selat Malaka yang menghubungkan Indonesia dan Malaysia juga pernah muncul ke permukaan.
"Kecelakaan jembatan itu lain lagi, bukan kita tidak boleh bikin jembatan lagi. Orang makan saja bisa keselek (tersedak) kok, bukan berarti kita berhenti makan," kata Hatta Rajasa. (art)