Rupiah Melemah 2,42 % Selama Kuartal III

VIVAnews- Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah pada triwulan III-2011 mengalami tekanan, khususnya pada bulan September 2011. Rupiah melemah 2,42 persen (point to point) selama kuartal III menjadi Rp8.790 per dolar dengan volatilitas yang meningkat.
Menurut Gubernur BI Darmin Nasution, pelemahan nilai tukar Rupiah itu masih sejalan dengan pergerakan nilai tukar mata uang negara kawasan. Tekanan terhadap rupiah antara lain dipengaruhi meningkatnya faktor risiko global akibat kekhawatiran terhadap prospek ekonomi dunia. Selain itu, meningkatnya permintaan valas memenuhi pembayaran impor turut menekan nilai tukar Rupiah.
"Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah guna mendukung terpeliharanya kestabilan makroekonomi," ujar dia di BI, Jakarta, Selasa 11 Oktober 2011.
Kinerja perekonomian global terindikasi melemah seperti tercermin pada perlambatan kegiatan produksi dan penjualan ritel. Hal itu disertai tingkat keyakinan konsumen yang melemah di negara maju, dan koreksi sejumlah harga komoditas internasional.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2011 diprakirakan akan kembali surplus setelah mengalami tekanan akibat terjadinya aliran modal keluar pada triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan tahun 2011, NPI diprakirakan akan tetap mencatat surplus cukup besar.
Surplus NPI ini diprakirakan akan tetap berlangsung pada tahun 2012 terutama didukung oleh surplus transaksi modal dan finansial yang terus meningkat, baik dalam bentuk investasi portofolio maupun investasi langsung.
Sejalan dengan itu, lanjut dia, cadangan devisa pada akhir September 2011 tercatat sebesar 114,5 miliar dolar AS, atau setara 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. "Jumlah cadangan devisa tersebut lebih dari cukup untuk mendukung kestabilan nilai tukar Rupiah" ujar Darmin.(np)