Krisis Global Hambat Momentum Pertumbuhan RI
VIVAnews - Wakil Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Lukita Dinarsyah Tuwo, mengatakan krisis ekonomi global akan meredam potensi pertumbuhan ekonomi 6-7 persen. Padahal, saat ini adalah momentum Indonesia yang tumbuh 6,5 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan direncanakan mencapai 7 persen," kata dia ketika berbincang dengan VIVAnews.com di kantornya, Jakarta, Selasa 4 Oktober 2011.
Dia menjelaskan, dalam krisis global yang terjadi di Eropa dan Amerika, yang terpenting saat ini adalah bagaimana komitmen bersama terutama negara maju untuk menyelesaikan masalah mereka. Hal ini agar tidak banyak membawa pengaruh terhadap ekonomi dunia.
Menurut dia, krisis saat ini lebih mengkhawatirkan karena terjadi pada negara atau pemerintah, bukan lembaga finansial seperti 2008. Negara di Eropa dan Amerika memiliki utang yang lebih besar dibanding produk domestik bruto (PDB), atau tidak sesuai kemampuan.
"Karena mereka memiliki program untuk masyarakat, tapi kemudian tidak umum, yang bisa berdampak kepada institusi finansial," tambah dia.
Dia melanjutkan, institusi finansial itu membeli surat berharga milik pemerintah. Namun, pemerintah diragukan bisa membayar kembali, sehingga akan berdampak kepada lembaga keuangan tersebut. "Mereka (institusi finansial) bisa kolaps juga," tuturnya.
Indonesia sendiri memiliki rasio utang terhadap PDB sebesar 24 persen, sedangkan Yunani hingga 160 persen, Amerika di atas 100 persen, dan negara-negara Eropa di atas 60 persen. Sementara itu, kondisi ekonomi makro juga dinilai masih bagus.
Pemerintah juga telah belajar dari pengalaman krisis 1998 dan 2008. Ketika krisis 2008, kondisi finansial Indonesia sudah dalam posisi yang lebih kuat jika dibandingkan 1998.
Selain itu, dia melanjutkan, eksposur Indonesia ke negara-negara yang sedang terkena krisis terhitung kecil, sehingga dampak langsung dari krisis tidak akan terasa.
"Kontribusi ekspor impor kita kira-kira di bawah 30 persen, sehingga memang pasar domestik yang kuat. Kita kondisinya aman, tenang saja," tutur Lukita. (art)