Harga Emas Naik, Laba Antam Meroket
VIVAnews - Kenaikan harga emas dan komoditas tambang lain di dunia telah mendorong pendapatan perusahaan pertambangan, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini membukukan pendapatan selama 9 bulan pertama 2011 sebesar Rp7,8 triliun atau naik 36 persen dibandingkan periode sama setahun yang lalu.
Dengan pendapatan tersebut, Antam mencatat laba bersih tak diaudit sebesar Rp1,56 triliun, atau melonjak 64 persen dibandingkan posisi kuartal III-2010.
Dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, di Jakarta, Senin, 31 Oktober 2011 disebutkan kontribusi pendapatan terbesar Antam berasal dari komoditas feronikel yang mencapai Rp3,1 triliun, atau 40 persen dari porsi pendapatan perusahaan.
Pasar Ekspor masih menjadi andalan utama pendapatan komoditas Antam dengan kontribusi mencapai 73 persen senilai Rp5,7 triliun.
Sampai kuartal III-2011, Antam mencatat volume penjualan feronikel sebanyak 14.985 ton nikel dalam feronikel (TNi). Untuk memenuhi permintaan, ketiga pabrik feronikel Antam beroperasi optimal dengan capaian produksi sebanyak 14.990 TNi.
Harga feronikel sendiri mengalami kenaikan sebesar 14 persen menjadi US$10,80 per ton.
Sementara itu, pada komoditas emas Antam mencatat penjualan sebanyak 5.859 kilogram sampai 9 bulan pertama 2011. Penjualan itu telah melebihi target tahun 2011 ebesar 5.820 kg. Produksi emas Antam tercatat sebesar 2.004 kg naik 6 persen dari periode sama setahun yang lalu.
Walau harga komoditas emas pernah mencapai rekor sepanjang sejarah, Antam mengaku pencapaian volume produksi di bawah target perusahaan. Hal itu disebabkan penurunan kadar bijih dibandingkan dengan tahun 2010 di Pongkor serta belum dilakukannya penambangan di vein yang direncanakan di Cibaliung.
Namun, dengan adanya kenaikan volume penjualan serta adanya peningkatan harga sebesar 33 persen menjadi US$1.564,12 per troy ounce menjadikan pendapatan dari emas naik 97 persen menjadi Rp2,6 triliun.