BI Akhirnya Turunkan BI Rate Jadi 6,5%

VIVAnews - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia akhirnya menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 6,5 persen. Sebelumnya, BI telah mempertahankan BI Rate di level 6,75 persen sejak Februari 2011.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi Rp8.900 per dolar AS dengan volatilitas meningkat. Namun, pelemahan nilai tukar rupiah karena meningkatnya faktor risiko global akibat kekhawatiran prospek ekonomi dunia. Meningkatnya permintaan valas untuk memenuhi pembayaran impor turut meningkatkan nilai tukar rupiah.
Dari sisi inflasi, tekanan inflasi menurun. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat 1,89 persen quarter to quarter atau 4,11 year on year pada September. Penurunan itu berasal dari penurunan volatile food dan administered price, membaiknya pasokan dan turunnya komoditas pangan.
Sementara itu, tekanan kelompok inti di luar harga emas relatif terjaga karena kebijakan apresiasi nilai tukar sebelumnya dan cukup memadainya pasokan.
"Inflasi 2011 akan lebih rendah dari 5 persen, dan inflasi 2012 diperkirakan di bawah 5 persen," ujar Darmin di Gedung BI, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2011.
Meski terjadi gejolak pasar keuangan akibat pengaruh global, stabilitas industri bank cukup kuat. Rasio kecukupan modal jauh di atas 8 persen dan rendahnya kredit bermasalah (gross), yaitu 5 persen. Penyaluran kredit juga terus berlanjut yaitu sebesar 23 persen.
"Dengan seluruh pertimbangan tersebut BI memutuskan untuk menurunkan BI Rate 25 basis poin menjadi 6,5 persen," tegas Darmin. (art)