RAPBN 2012 Tidak Ideal

VIVAnews- Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai postur anggaran Rancangan Anggaran Pendapatan Negara (RAPBN) 2012 tidak ideal. Anggaran belanja modal hanya 17,62 persen sedangkan alokasi belanja rutin justru naik alokasinya dari 78,49 persen APBN-P 2011 menjadi 80,43 persen 2012.
"Anggaran bertambah besar, namun ruang gerak fiskal sebagai stimulus perekonomian tetap rendah. Stimulus fiskal tidak tercermin dalam alokasi anggaran," kata Eksekutif Direktur Indef Enny Sri Hartati, di Jakarta, Kamis 18 Agustus 2011.
Indef juga menilai pemerintah tidak konsisten terkait kebijakan anggaran. Proporsi anggaran gaji pegawai meningkat dari 20,14 persen pada APBN-P 2011 menjadi 22,61 persen atau mencapai Rp215,7 triliun. Meningkatnya alokasi belanja untuk gaji pegawai itu bertentangan dengan kebijakan untuk moratorium PNS.
"Semua lembaga independen menyatakan jumlah PNS kita sudah terlalu besar, sehingga kalau ada pembentukan lembaga baru seharusnya bisa relokasi, jadi jangan ada lembaga baru pegawainya baru juga," katanya.
Dana transfer daerah dari pemerintah pusat ke daerah meningkat, tetapi proporsi terbesarnya adalah untuk Dana Alokasi Umum. DAU itu 70 persen-nya digunakan untuk membayar gaji pegawai sehingga dana transfer daerah tidak berdampak pada penguatan ekonomi daerah. (umi)