WEFEA 2011 Hasilkan Kesepakatan 20-20-20
VIVAnews - Salah satu komitmen yang dihasilkan dalam ajang World Economic Forum for East Asia 2011 (WEFEA) yang dilangsungkan di Jakarta 12-13 Juni, Indonesia adalah sektor pertanian.
Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa menyatakan dari hasil diskusi pada sisi private event menghasilkan kesepakatan antara Indonesia, negara peserta dan World Economic Forum yang intinya kemitraan di sektor pertanian yang berkesinambungan atau World Economic Forum Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture (WEFPISA).
Kerja sama ini dibentuk sebagai rangkaian pertukaran informasi dan implementasi gagasan. Nantinya diharapkan dapat mewujudkan ketahanan pangan dalam arti luas. Bukan hanya pangan, tetapi kesinambungan lingkungan serta peluang ekonomi bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian.
Dijelaskan Hatta, komitmen dari kerja sama World Economic Forum Partnership for Indonesia Susitanable Agriculture (WEFPISA) disebut twenty, twenty, twenty (20-20-20).
"Artinya peningkatan produksi pertanian sebesar 20 persen, menurunkan emisi sebesar 20 persen, mengurangi tingkat kemiskinan di daerah pedesaan sebanyak 20 persen," kata Hatta saat jumpa pers delegasi Indonesia, Minggu 12 Juni 2011 di Hotel Shangrila Jakarta.
Kerja sama ini juga digagas oleh 14 perusahaan nasional dari industri pertanian dan dunia usaha.
Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurti mengungkapkan 14 perusahaan itu telah menyatakan komitmennya. Bentuk kegiatan dari komitmen ini berkaitan langsung dengan rantai suplai, dan bisnis yang meningkatkan nilai petani. "Kegiatan ini dimulai bulan Juni tahun ini hingga awal Juli, akan dimulai proses persiapan," kata Bayu
Dia mencontohkan beberapa perusahaan yang ikut serta seperti Nestle akan membantu para petani kakao untuk meningkatkan mutu, dan produktivitas.
Sinarmas akan bergerak pada peningkatan produktivitas kelapa sawit. Unilever akan meningkatkan produksi dan nilai tambah kualitas kedelai hitam lokal. "Intinya total supply chain dari makanan akan dilihat, serta para partner ini akan terlibat pada beberapa pendekatan seperti peningkatan produktivitas, pertukaran informasi, risk management, peningkatan pendapatan petani dan harmonisasi standar," kata Bayu.