Pertumbuhan Ekonomi Direvisi Jadi 6,5%
VIVAnews - Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 6,5 persen atau lebih tinggi dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 yang sebelumnya dipatok 6,4 persen. Perubahan ini sejalan dengan membaiknya perekonomian global serta domestik.
"Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan didukung membaiknya kinerja ekspor dan investasi," kata Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati, dalam rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat yang membahas RAPBN Perubahan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 6 Juli 2011.
Menurut Anny, pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi dalam APBN sebesar 6,4 persen. Melihat membaiknya perekonomian global dan domestik, terjadi perubahan dalam perkiraan sumber-sumber pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2011.
"Sumber-sumber pertumbuhan PDB 2011 antara lain konsumsi masyarakat 4,9 persen, konsumsi pemerintah 5,1 persen, PMTB (Pembentukan Modal Tetap Brutto) 9,5 persen, serta dari ekspor 14,1 persen dan impor 17,3 persen," tuturnya.
Transaksi ekspor dan impor yang juga memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi, kata Anny, turut menunjukkan kinerja positif. Ekspor dan impor untuk komoditas minyak dan gas serta non migas menunjukkan tren meningkat.
"Pada Mei 2011, total ekspor Indonesia mencapai US$18,3 miliar atau tumbuh 33,4 persen dari posisi akhir 2010. Sementara itu, total impor Indonesia sebesar US$14,8 miliar atau tumbuh 33,9 persen dari Desember 2010," katanya.
Perkiraan pertumbuhan PDB 2011 merupakan tertinggi sejak krisis moneter beberapa waktu lalu. (art)