Pengamat: Surat Utang AS Tetap Menarik
VIVAnews - Lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P) menurunkan peringkat surat utang Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+. Penurunan derajat surat utang satu tingkat itu akibat gejolak perdebatan terkait penentuan batas maksimal utang baru antara pemerintah AS dan kongres.
Menurut Kahlil Rowter, pengamat pasar dari Universitas Indonesia, meski terjadi penurunan peringkat utang di negara tersebut, para pemegang surat berharga AS belum akan melepas kepemilikannya. "Sebab, surat utang AS paling banyak dan beragam jenisnya," ujar Kahlil saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.
Selain itu, mantan direktur utama PT Pemeringkat Efek Indonesia itu menambahkan, surat utang yang dikeluarkan pemerintah AS maupun perusahaan-perusahaan di negara tersebut masih diminati investor ritel maupun institusi di sejumlah negara. "Sebab, obligasi AS itu paling likuid dan cukup diburu, karena menjanjikan," kata Kahlil.
Tentunya, Kahlil mengakui, meski terjadi penurunan peringkat utang AS --yang berpotensi diikuti penurunan peringkat obligasi perusahaan-perusahaan di negara tersebut-- investor tetap memegang surat berharga tersebut.
"Apalagi, terdapat sejumlah perusahaan yang peringkatnya melebihi rating surat utang pemerintah AS," ujarnya.
Sebelumnya, di antara perusahaan-perusahaan di Amerika, terdapat sejumlah perusahaan yang peringkatnya melebihi rating surat utang Amerika saat ini atau berada di level puncak AAA. Perusahaan mana saja itu, bisa dilihat di sini.
Sementara itu, lembaga pemeringkat Moody's juga memperingatkan kemungkinan akan menurunkan peringkat surat utang pemerintah AS, jika langkah-langkah yang direncanakan untuk mengurangi defisit anggaran ternyata tidak 'kredibel'.
Namun, analis Moody's, Steven Hess, menuturkan, pihaknya masih menetapkan peringkat utang AS pada posisi AAA, karena berhati-hati tentang peringkat utang Amerika Serikat. Terutama, setelah pemerintah berencana mengurangi defisit dengan menyuntikkan dana US$2,1 triliun untuk menopang kredit AS.
"Namun, itu tidak selamanya cukup untuk menjaga rating pada outlook stabil," ujarnya seperti dilansir laman chicagotribune.
Moody's sebelumnya menempatkan AS pada 'ulasan untuk di-downgrade' pada 13 Juli, sebelum memberikan penilaian dan menegaskan rating AAA pada 2 Agustus. Terutama, setelah Kongres AS meloloskan rencana pemotongan defisit fiskal dan menaikkan batas pinjaman. (art)