Kementan Endus 10 Gudang Penimbun Beras

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Selasa, 02 Agustus 2011

Kementan Endus 10 Gudang Penimbun Beras

VIVAnews - Sebanyak 10 titik lokasi diduga menjadi tempat penimbunan beras yang semakin marak menjelang bulan puasa dan Hari Raya Lebaran. Lokasi penimbunan terbesar berada di Pulau Jawa.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian Suswono berdasarkan laporan dari masyarakat. "Saya sudah menghimbau jangan memanfaatkan Ramadan untuk mengambil keuntungan," ujar Suswono usai Rapat Koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2011.

Suswono mengungkapkan laporan masyarakat tersebut menyebutkan total jumlah beras yang ditimbun pata penimbun ini diperkirakan mencapai 50 ribu ton. Rata-rata satu gudang penimbunan tersebut mampu menyimpan sekitar 5 ribu ton beras.

Pemerintah, tambahnya, tidak akan berdiam diri melihat kejadian tersebut dengan menindak tegas para penimbun. Aparat keamanan akan digerakan untuk memberangus tindakan penyengsaraan rakyat ini. "Pemerintah tidak akan tinggal diam jika ada penimbunan," terangnya.

Dia juga mengimbau agar para oknum penimbun beras tidak melakukan penimbunan seperti itu. Pasalnya, mengambil keuntungan diatas penderitaan orang lain adalah tindakan tidak terpuji.

Terkait komoditas pangan lain, Mentan memastikan, kondisi pasokan pangan sejauh ini masih berada pada titik aman. Beberapa bahan pangan seperti cabe dan bawang saat ini masih berada dalam kondisi surplus sehingga menyebabkan harga di pasaran tetap terjangkau.

"Dalam rapat dewan ketahanan pangan, hanya pasokan kacang tanah minus, yang lain tercukupi. Cabe dibawah Rp10 ribu, bawang Rp6 ribu-an padahal BEP (break even point) mereka di Rp6.500," paparnya.

Sementara terkait kebijakan impor beras, Suswono menerangkan masih tetap diberlakukan untuk berjaga-jaga apabila ada beberapa stok komoditas yang menipis. Hal ini ditempuh sebagi langkah antisipasi guna menghindari terjadinya gejolak sosial akibat kelangkaan barang.

"Sejauh ini (impor) hanya untuk menutupi kekurangan. Pada dasarnya sepanjang ada komoditas yang dibutuhkan dan itu kekurangan maka impor dilakukan," tutupnya. (eh)

Kerja di rumah

Popular Posts