IFC Kucurkan Dana ke Indonesia Rp4,69 Triliun

VIVAnews - International Finance Corporation (IFC), anggota kelompok Bank Dunia, mengucurkan dana US$550 juta atau sekitar Rp4,69 triliun untuk Indonesia selama satu tahun (Juli 2010-Juni 2011). Investasi ini untuk memperluas akses keuangan masyarakat Indonesia.
Menurut Country Manager IFC Indonesia, Adam Sack, dana itu terdiri atas US$350 juta untuk sektor keuangan, US$150 juta di sektor manufaktur agribisnis, dan US$50 juta bagi infrastruktur.
"IFC bekerja sama dengan PLN untuk menarik investasi sektor swasta dalam membangun proyek pembangkit tenaga listrik (PLTU) Jawa Tengah berkapasitas 2 ribu megawatt," kata Adam Sack di kantornya, Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2011.
Untuk sektor keuangan, IFC bekerja sama dengan sejumlah bank seperti PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), dan PT Bank Permata Tbk untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat.
Setiap bank memiliki kriteria berbeda untuk menyalurkan pembiayaan seperti BII yang khusus menyalurkan untuk wirausaha perempuan, BTPN untuk usaha kecil, dan Bank Permata untuk proyek efisiensi energi.
IFC juga bekerja sama dengan pemerintah DKI merumuskan peraturan efisiensi energi dan air, memudahkan pendirian usaha dengan menyederhanakan perizinan usaha, serta mendirikan kantor Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
"Proyek-proyek investasi di tahun fiskal 2011 ini menunjukkan komitmen kami dalam pembangunan infrastruktur, meningkatkan pendapatan masyarakat perdesaan, dan mengurangi dampak perubahan iklim," katanya.
Sementara itu, untuk tahun Fiskal 2012, dia menambahkan, IFC akan berinvestasi sebesar US$550 juta dengan fokus di bidang infrastruktur dan pembiayaan sektor UKM agar semakin besar masyarakat Indonesia yang mendapatkan pembiayaan.
Direktur IFC East Asia & Pacific, Sergio Pimenta, menjelaskan, untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, investasi IFC naik 16 persen dari US$2,4 miliar menjadi US$2,8 miliar. Investasi sebesar itu digunakan untuk 69 proyek dan menciptakan 72 ribu lapangan pekerjaan.
"Mempercepat pengembangan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah adalah kunci pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Asia Timur dan Pasifik," jelasnya. (art)