Barang Impor China Masih Terus Berdatangan
VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) dalam pernyataannya 1 Agustus lalu menyatakan pertumbuhan nilai impor produk China terus menurun. Di sisi lain, pertumbuhan ekspor Indonesia ke negara Tirai Bambu itu terus meningkat. Bahkan, BPS meyakini, neraca perdagangan antardua negara bakal mengalami surplus bagi Indonesia.
Sayangnya, dari pantauan VIVAnews.com di pusat penjualan barang-barang asal China, di Pasar Pagi Asemka Jakarta, Rabu 3 Agustus 2011, stok barang justru tidak berkurang sama sekali.
Nurbaiti (45) salah seorang pedagang grosir barang impor berupa aksesoris, buku, dan peralatan sekolah kepada VIVAnews.com mengatakan, stok barang sejak dua bulan terakhir tidak terganggu sama sekali.
Namun, Nurbaiti mengakui penjualannya memang mengalami penurunan sedikit. "Ya tiga persen lah, agak sepi sekarang," ungkap dia.
Sementara itu, pedagang grosir aksesoris dan barang-barang plastik, Melky (30) mengaku pasokan barang impor dari China tidak mengalami perubahan dalam tiga bulan terakhir.
"Kalau sebelum puasa agak turun penjualan, agak sepi soalnya. Kami stok dari importir langsung nggak ada gangguan," kata Melky.
Purwanti (37), pedagang grosir barang plastik dan kelontongan di pasar Asemka juga mengungkapkan hal senada. Menurut dia, tidak ada penurunan impor barang dari China seperti yang dikatakan pemerintah dalam dua atau tiga bulan terakhir.
"Nggak ada penurunan, harga juga normal, kalau omzetnya rahasia ya," ungkap Purwati.
Sebelumnya, BPS merilis data defisit perdagangan dengan China semakin mengecil. Untuk bulan Juni defisit sebesar US$365 juta dengan rata-rata bulanan US$600 juta.
Penilaian BPS tersebut terlihat dari kinerja ekspor Indonesia ke China selama beberapa bulan terakhir menunjukkan peningkatan lebih tinggi dibandingkan kegiatan impor barang-barang dari Negara Tirai Bambu tersebut. (art)