Jingle Terdengar, Sari Roti Untung atau Rugi?
VIVAnews- Suara jingle Sari Roti yang terdengar samar pada saat wawancara mantan Bendahara Umum Demokrat Nazaruddin memunculkan polemik. Disangkutpautkan dengan keberadaan Nazaruddin, saham Sari Roti ikut bergejolak.
Pada saat ramai dibicarakan, Kamis, 21 Juli 2011, harga saham PT Nippon Indosari Corporindo Tbk jatuh Rp225, atau 6,2 persen, menjadi Rp3.400. Namun, saham berkode ROTI itu terangkat naik Rp175 atau 5,14 persen ke level Rp3.575 pada perdagangan Jumat, 22 Juli 2011.
Fluktuasi saham ini adakah hubungannya dengan kasus Nazaruddin?
Direktur Operasi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, Yusuf Hadi mengatakan turunnya saham Sari Roti tidak ada sangkut pautnya dengan Nazaruddin. Hal itu disebabkan investor mengambil aksi untung (profit taking).
Namun, ketika ditanya apakah Sari Roti diuntungkan dengan mendapatkan publikasi gratis dengan adanya berita tersebut, Yusuf mengatakan, "Itu tidak bisa dikatakan untung rugi ya, kalau orang membicarakan Sari Roti kan memang merk yang dikenal masyarakat," ujarnya ketika dihubungi VIVAnews.
Yusuf sendiri juga bingung mengapa jingle Sari Roti bisa terdengar pada saat wawancara dengan Nazaruddin. Ia mengaku belum mendengar suara jingle Sari Roti yang ramai dibicarakan itu. "Sari Roti kan sudah terkenal. Kami tidak ada tujuan seperti itu (populer). Nggak tahu ini kecelakaan atau apa, saya juga bingung," ujar Yusuf.
Ia menduga bisa saja suara itu dari ringtone handphone. Namun jika kemungkinan ada di Indonesia, akan sulit mencarinya karena tukang roti Sari Roti mencapai 2.400 tukang roti. Di Jakarta saja terdapat 120 titik distribusi Sari Roti.
Yusuf sendiri mengaku ikut gemas Nazaruddin sulit ditangkap. "Gimana ya, mencari satu orang kok susah banget kayaknya," tambahnya.
Sebelumnya, beberapa analis saham juga menjelaskan fundamental Sari Roti tak akan terpengaruh dengan adanya pemberitaan ini. Head of Research PT Recapital Securities, Pardomuan Sihombing mengatakan saham Sari Roti berhasil berbalik arah karena para investor mulai menyadari bahwa Perseroan tidak terkait dengan kasus mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin ini.
"Pelaku pasar mulai berpikir jernih bahwa ROTI tidak ada hubungannya sama sekali dengan kasus Nazaruddin, sehingga mereka kembali mengakumulasi sahamnya," kata dia kepada VIVAnews.
Jingle Sari Roti sudah lama digunakan, yakni sejak 1997. Jingle yang saat ini dikenal tak pernah diubah. Perusahaan itu berdiri pada 1995. Yusuf menjelaskan Sari Roti tidak dijual di luar negeri. Di Indonesia sendiri produk Sari Roti didistribusikan di wilayah Jawa, Lampung, Bali, dan Medan.
Turunnya harga saham Sari Roti dinilai semata karenaover reaction di pasar saham. "Padahal, belum tentu berdampak negatif terhadap kinerja perseroan," tutur Pardomuan.
Ikhsan Binarto, analis PT Indo Premier Securities juga sependapat. Turunnya saham Nippon Indosari Corpindo kemarin, terdorong aksi ambil untung investor yang terpengaruh berita yang beredar. (kd)