Ini Kendala Penggabungan Bank Syariah

VIVAnews - Wacana penggabungan seluruh perbankan syariah oleh Bank Sentral Indonesia diamini oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, diprediksi langkah ini bukan tanpa hambatan.
Menurut pengamat perbankan senior, Krisna Wijaya, ada beberapa hal yang diprediksi bakal menjadi hambatan jika wacana ini direalisasikan. Pertama, kendala datang dari bank syariah milik swasta.
"Berbeda dengan milik pemerintah, yang mana bila telah ada perintah maka harus dilaksanakan. Namun swasta, mereka akan berfikir untung atau tidaknya penggabungan ini," ujarnya kepada VIVAnews.com saat dihubungi melalui sambungan telepon di Jakarta, Minggu sore 10 Juli 2011.
Permasalahan kedua, lanjutnya, misalnya bank sentral membuat peraturan dalam lima tahun ke depan tidak ada lagi beberapa bank syariah dan hanya memiliki satu, bisakah aturan ini dilaksanakan. Pasalnya, sejauh ini 120 bank di Indonesia sangat sulit untuk disederhanakan.
"Yang ada, malah dari 120 di Indonesia yang kecil-kecil tersebut sangat sulit untuk digabung. Malahan bank-bank kecil tersebut dibeli oleh asing," tambahnya.
Namun senada dengan pemerintah, Krisna menyambut baik wacana percepatan kemajuan bank syariah dengan cara penggabungan.
Seperti diketahui, pemerintah menyambut baik wacana bank sentral menggabungkan perbankan syariah Tanah Air menjadi satu dengan tujuan mempercepat kemajuan.
Namun, pemerintah mengingatkan hal itu baru sebatas wacana dan belum sampai tahap pengkajian karena penggabungan bukanlah hal yang mudah.
"Ada wacana sesama syariah digabung menjadi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) syariah. Tapi ada konsep kedua yaitu bahwa keadaan yang ada dipertahankan. Jadi, soal pengabungan ini belum dikaji karena itu tidak mudah," ujar Menteri BUMN Mustafa Abubakar, di sela acara Fun Bike IPB di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Minggu.
Mustafa tidak menutup kemungkinan bahwa wacana ini dapat dilanjutkan ke tahap pengkajian jika alasan yang mendasari penggabungan cukup kuat. "Bila ada ide semacam itu, akan kita pelajari kira-kira reasonable atau tidak. Kalau reasonable akan kita beri perhatian untuk diteliti," ujarnya.