Indonesia Berlebihan Perlakukan Ekspatriat
VIVAnews - Jakarta masuk sebagai salah satu kota termahal di Asia Tenggara bagi tenaga kerja asing yang mencari pendapatan di Tanah Air. Namun, bagi pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, perusahaan Indonesia justru telah memberikan gaji terlampau tinggi untuk para ekspatriat tersebut.
"Indonesia terlalu berlebihan kepada ekspatriat," ujar Aviliani saat dihubungi VIVAnews.com, di Jakarta, Rabu, 13 Juli 2011.
Menurut Aviliani, para pekerja lokal saat ini sebetulnya memiliki kemampuan yang tidak kalah jauh dibandingkan pekerja asing. Namun, dalam kenyataannya, perusahaan Indonesia umumnya memberikan penghargaan yang lebih bagi para pekerja asing.
Dia mengambil contoh kasus pilot PT Garuda Indonesia Tbk yang mempertanyakan perlakuan berbeda antara penerbang dari dalam negeri dengan pilot asing. "Menurut saya, kemampuan pilot Indonesia tidak kalah dari asing. Kita tidak adil, sehingga memberikan gaji besar bagi mereka," ujarnya.
Aviliani menambahkan, perusahaan lokal seharusnya memberikan perlakuan yang kurang lebih sama bagi pekerja asing. Apalagi, saat ini kondisi perekonomian global tengah menguntungkan Indonesia.
"Demand Indonesia sedang tinggi, jadi perusahaan asing berani bayar mahal karena mereka butuh ekspansi pasar," tegas Aviliani.
Seperti diketahui, dua lembaga konsultan dunia menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota termahal untuk kalangan ekspatriat.
Dalam laporan berjudul Mercer's Cost of Living Survey 2011 disebutkan Jakarta menempati peringkat ke-69 daftar kota termahal bagi ekspatriat. Ini berarti Jakarta masih lebih mahal ketimbang kota-kota utama di Asia Tenggara, kecuali Singapura. Hanoi menempati peringkat ke-136, Bangkok (88), sedangkan Kuala Lumpur di posisi 104.
Laporan lain dari ECA International menempatkan tiga kota di Indonesia yang masuk daftar kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Ketiga kota itu adalah Jakarta, Surabaya, dan Balikpapan. Untuk level dunia, ketiga kota besar ini memang masuk peringkat ratusan di dunia.
Namun, di level Asia, kota metropolitan Jakarta menempati posisi ke-15, naik satu peringkat dari tahun sebelumnya, 16. Sementara itu, Surabaya dan Balikpapan berada pada posisi ke-31 dan 34 dari sebelumnya posisi ke-31 dan 33 di Asia. (art)