Ekspor Dilarang, Harga Sapi Lokal Malah Turun
VIVAnews - Usai penghentian sementara (moratorium) ekspor sapi oleh pemerintah Australia, Kementerian Pertanian meyakini tindakan tersebut tidak akan mempengaruhi harga sapi dalam negeri.
Namun, pihaknya mengaku heran di tengah harga yang tidak terkena dampak penghentian ekspor sapi, harga sapi hidup malah terus turun.
"Harga ini aneh. Harga daging sapi tidak turun, tapi harga sapi hidup lokal terus turun," kata Menteri Pertanian Suswono dalam rapat koordinasi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Jakarta, Jumat, 1 Juli 2011.
Menurut Suswono, Kementerian Pertanian mengimbau agar pedagang daging mulai saat ini semakin mengintensifkan pemanfaatan sapi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan peternak lokal.
Kementan juga telah mendesak agar Kementerian Perhubungan ikut andil bagian dalam membantu mempermudah proses pengangkutan sapi dari sebelumnya menggunakan truk menjadi kereta. "Supaya peternak itu bisa tersenyum," kata dia.
Suswono masih optimistis target swasembada daging sapi akan tetap tercapai pada 2014. Pada saat ini, pasokan sapi dari dalam negeri dipastikan sudah mencapai 90 persen dari kebutuhan daging di Tanah Air. Pemerintah memang sengaja memberikan ruang sebesar 10 persen untuk pasokan daging sapi dari kegiatan impor.
Saat ini, Kementan mengakui konsumsi daging sapi di Indonesia masih sangat kecil yaitu di bawah dua kilogram per kapita per tahun.
Kementan juga menyatakan pasokan daging sapi menghadapi musim puasa dan lebaran relatif aman. Dalam tiga bulan ke depan, kebutuhan daging sapi diperkirakan mencapai 28 ribu ton.
Selama ini, konsumsi daging sapi per bulan ditaksir mencapai 7 ribu ton. Artinya, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi selama tiga bulan ke depan, hanya dibutuhkan pasokan 21 ribu atau atau lebih rendah dari pasokan. (art)