Anak Usaha Semen Gresik Hentikan Ekspor
VIVAnews - PT Semen Padang, anak usaha PT Semen Gresik Tbk, menghentikan ekspor semen ke sejumlah negara sejak beberapa bulan terakhir. Penghentian ekspor tersebut bertujuan untuk memenuhi permintaan semen di dalam negeri yang meningkat.
Menurut Direktur Pemasaran Semen Padang, Benny Wendry, tingginya permintaan semen di dalam negeri membuat perusahaan menghentikan kebijakan ekspor. "Sudah sejak tiga bulan terakhir kami tidak ekspor semen lagi," ujar Benny Wendry kepada VIVAnews.com, Senin, 25 Juli 2011.
Dia menambahkan, penghentian ekspansi ke mancanegara tersebut untuk mendahulukan pemenuhan semen dalam negeri.
Tahun lalu, perseroan mengekspor produknya ke Bangladesh, Myanmar, Srilangka, Maldives, Filipina, Singapura, Brunei, Timor Timur, Madagaskar, dan Kuwait. Volume ekspor tahun lalu mencapai sekitar 250 ribu ton.
Dengan persentase peningkatan permintaan semen dalam negeri sekitar 8-10 persen, perseroan memenuhi permintaan pasar semen di Sumatera, Jawa, dan sebagian Kalimantan.
Tahun ini, perseroan menargetkan produksi semen sebanyak enam juta ton. Target produksi tahun ini meningkat dari penjualan semen tahun lalu yang mencapai 5,2 juta ton. "Semester satu tahun ini penjualan mencapai 2,9 juta ton," kata Benny.
Pascakebijakan tonase yang efektif diterapkan mulai 1 Juli lalu, perseroan telah menaikkan harga semen di tingkat distributor sebesar Rp2.000 per sak. Kenaikan harga ini dipicu kenaikan tarif angkut yang berkisar antara 100 hingga 150 persen.
Sementara itu, harga saham induk Semen Padang, yakni Semen Gresik di Bursa Efek Indonesia pada pukul 10.30 WIB terkoreksi Rp100 (1,01 persen) ke level Rp9.800. Saat dibuka pagi ini, harga saham stagnan di posisi Rp9.900. (art)
Laporan: Eri Naldi | Padang