Australia Stop Ekspor, Peternak Lokal Untung

VIVAnews - Australia hari ini menghentikan sementara semua ekspor hewan ternak ke Indonesia. Keputusan ini dibuat setelah muncul laporan bahwa hewan ternak asal Australia mengalami penyiksaan yang sadis sebelum disembelih di rumah-rumah jagal Indonesia. Namun, keputusan itu sebaiknya dijadikan momentum membangun kemandirian peternak Indonesia.
Menurut Noor Azis, Direktur Kampoeng Ternak Jejaring Dompet Dhuafa, rencana penghentian ekspor sapi oleh pemerintah Australia perlu dilihat sebagai peluang dan tantangan bagi masyarakat untuk lebih peduli pada peternakan, terutama ternak sapi. Hal ini diharapkan bisa berdampak positif bagi para peternak sapi lokal di Indonesia.
"Karenanya, Kampoeng Ternak mendukung pemerintah untuk mengembangkan peternakan sapi sebagaimana dinyatakan oleh Menteri Perekonomian, Hatta Rajasa," kata Azis dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Rabu 8 Juni 2011.
Untuk mendukung sikap ini, Kampoeng Ternak Jejaring Dompet Dhuafa telah menggulirkan program pengembangan ternak sapi yang kini sudah berjalan di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Banteng, Situbondo (Jatim), dan daerah Gunung Merapi, Yogyakarta.
"Selain itu, Kampoeng Ternak menggulirkan program pengembangan ternak domba/kambing yang tersebar di 13 kabupaten di Indonesia," ujar Azis.
Azis mengungkapkan, ke depan Kampoeng Ternak akan terus mengembangkan peternakan sapi dan domba/kambing di beberapa wilayah lain di Indonesia.
Dia memprediksi, kebutuhan daging sapi dan domba/kambing di Indonesia sangat tinggi terlebih pada momen-momen tertentu seperti Lebaran dan Natal. "Kebutuhan daging sapi di masa mendatang akan terus meningkat," kata dia.
Menurut data pemerintah, kebutuhan daging sapi saat ini mencapai 430 ribu ton per tahun. Dari jumlah itu, sebanyak 25 persen atau 100 ribu ton daging berasal dari impor.
Azis berharap, sudah saatnya pemerintah Indonesia tidak bergantung pada impor sapi Australia. Dengan membangun kemandirian peternak, Indonesia diharapkan bisa swasembada daging. Untuk membangun kemandirian tersebut bisa melalui pembangunan sentra ternak dan benahi tata niaga perdagangan ternak. (art)