Tiga Kementerian Terlibat Pembelian Merpati

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Kamis, 12 Mei 2011

Tiga Kementerian Terlibat Pembelian Merpati

VIVAnews - Tiga kementerian terlibat dalam pembelian pesawat MA-60 yang digunakan PT Merpati Nusantara Airlines. Ketiga lembaga itu, yakni Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perhubungan. "Tiga Kementerian ini mempunyai fungsi masing-masing," kata Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar di Jakarta.

Menurut Mustafa, Kementerian BUMN bertanggung jawab dalam hal bisnis jasa penerbangan, Kementerian  Perhubungan mengenai regulasi penerbangan, dan Kementerian Keuangan bertanggung jawab dalam pembiayaan.

Mustafa mengatakan, pembelian pesawat MA-60 dari Xi'an Aircraft Industrial Corporation yang awalnya urusan bisnis kemudian berakhir dengan kesepakatan antarpemerintah (government to government).

Pemerintah Indonesia menyetujui pembelian 15 pesawat menggunakan fasilitas subsidiary loan agreement (SLA). Nilai pembelian ini mencapai Rp2,17 triliun. SLA adalah perjanjian penerusan pinjaman antara Pemerintah Indonesia cq. Kementerian Keuangan dengan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah atau Pemerintah Daerah sehubungan dengan proyek yang dilaksanakan BUMN/BUMD/PEMDA, dan dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri yang diteruspinjamkan (two step loan).

''Ketika itu kami melihat dokumen [pembelian pesawat], ternyata menunjang dan saling membutuhkan," katanya

Sebelumnya Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines Sardjono Jhony Tjitrokusumo mengatakan, keputusan pembelian MA-60 sebenarnya sudah berlangsung sejak 2006. Saat itu Merpati menandatangani kontrak dengan Xi'an Aircraft melalui pembiayaan Bank of China. Namun, pembelian dua pesawat ini baru dikemas dalam daftar proyek 2007. Karena saat itu pembiayaannya belum ada, Merpati mengajukan pembiayaan kepada pemerintah melalui SLA.

Setelah SLA ini disetujui, program MA-60 dimulai pada Desember 2010 dengan nilai kontrak sebanyak 15 pesawat. Saat ini pesawat baru dikirim 13 unit. "Sisa dua pesawat akan dikirim pada 19 dan 20 Mei ini," katanya.

Pembelian pesawat ini menjadi polemik setelah terjadi kecelakaan di teluk Kaimana, Papua Barat, Sabtu pekan lalu. Pesawat jurusan Sorong-Kaimana itu diduga mengalami gangguan keseimbangan karena cuaca buruk. Sebanyak 25 penumpang, termasuk kru pesawat dinyatakan tewas. (eh)

Related Posts:

Kerja di rumah

Popular Posts