Kisruh Merpati, Jumlah Penumpang Merosot 50%

VIVAnews - PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) mengungkapkan kisruh pembelian pesawat MA-60 dari Xian Aircraft Industrial Corporation, serta munculnya kabar negatif soal komponen pesawat yang terbuat dari kayu, membuat jumlah penumpang maskapai penerbangan nasional ini turun sekitar 50 persen di sejumlah rute penerbangan tertentu.
"Memang ada penumpang yang membatalkan penerbangan untuk beberapa rute," kata Komisaris Utama Merpati Nusantara Airlines Said Didu di Jakarta, Jumat, 13 Mei 2011.
Menurut Said, calon penumpang yang membatalkan penerbangan kebanyakan khawatir denga kondisi pesawat yang akan ditumpangi. Hal itu tidak terlepas dari banyaknya sorotan mengenai kondisi pesawat yang umumnya tidak disertai konfirmasi ulang kepada perusahaan.
"Karena masalah itu, ada yang melakukan refund. Itu rata-rata karena informasi yang menyatakan bahwa ada konstruksi Merpati yang dibangun dari kayu. Padahal yang benar itu dibuat dari teknologi komposit yang memang dari kayu," kata Said.
Dengan berbagai sorotan tersebut, manajemen Merpati mengaku khawatir jumlah penumpang akan terus merosot, padahal beberapa bulan mendatang merupakan saat "panen" bagi maskapai penerbangan.
Seperti diketahui, lonjakan penumpang biasanya terjadi mulai Mei hingga akhir tahun. Pada periode itu umumnya masyarakat banyak menggunakan pesawat untuk memanfaatkan momentum libur panjang dan hari kebesaran agama lainnya.
Pada periode ini, Merpati juga sebenarnya berharap jumlah penumpang akan melonjak seiring langkah perusahaan membuka rute-rute penerbangan baru.
Said mengatakan, Merpati membutuhkan pemasukan yang cukup besar untuk menutup biaya operasional perusahaan.
Hitung-hitungan Merpati, biaya operasional perusahaan setiap bulan mencapai Rp140 miliar per bulan. Sementara penghasilan Merpati tercatat hanya Rp110 miliar, sehingga ada kekurangan biaya operasional Rp30 miliar.
Pada peak season, Merpati memperkirakan memperoleh pendapatan rata-rata Rp160 miliar sampai Rp170 miliar per bulan. (umi)