Garuda Pertanyakan Rekayasa Harga Pesawat
|
00.00 |
VIVAnews - Serikat Pekerja (SP) Garuda atau Sekarga mengadukan manajemen PT Garuda Indonesia ke Dewan Perwakilan Rakyat dan Komisi Pemberantasan Korupsi dengan tuduhan merekayasa harga pembelian pesawat.
Namun, Ikhsan Rosan, Corporate Communication Garuda Indonesia menuturkan, pihaknya malah mempertanyakan proses pembelian pesawat yang diduga direkayasa harga pembeliannya tersebut.
"Kami menunggu penjelasan lengkap mengenai pembelian pesawat yang telah dilaporkan ke DPR maupun KPK itu. Pesawat apa dan tahun berapa yang dianggap bermasalah," ujarnya saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Rabu 18 Mei 2011.
Sebab, dia menambahkan, sejak tahun 1998 hingga saat ini, setiap pengadaan armada penerbangan Garuda Indonesia sudah melalui proses keterbukaan informasi ke publik. "Jadi, kalau kita melakukan penawaran harga untuk membeli pesawat, kita umumkan ke masyarakat melalui media asing maupun domestik. Bahkan, di situs kami juga bisa diakses," tutur Ikhsan.
Pujobroto, Corporate Secretary Garuda Indonesia sebelumnya juga mengatakan bahwa dugaan itu perlu dibuktikan kebenarannya. Sebab, menurutnya, perseroan selalu mengedepankan dan mengutamakan program pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik (e-procurement) yang merupakan solusi mencegah terjadinya korupsi.
"Bahkan, kita adalah BUMN yang mempelopori penggunaan program itu," ujarnya saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, belum lama ini.
Tujuan dari e-procurement itu sendiri, tambah Pujobroto, sebagai bagian dari prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance. "Jadi, kita selalu mengedepankan aspek-aspek itu semua," kata dia.
Sementara itu, kasus ini muncul ke permukaan setelah DPR menerima laporan Serikat Pekerja Garuda yang menuding ada rekayasa harga dalam proses pembelian pesawat. (eh)
