Berau Raih 2 Kontrak Penjualan dari China

VIVAnews - China hingga saat ini masih menjadi salah satu mitra dagang paling potensial bagi Indonesia, khususnya perusahaan di sektor pertambangan. Buktinya, PT Berau Coal Energy Tbk mengaku telah menandatangani dua kontrak perjanjian kerja sama dengan dua perusahaan Cina.
Kontrak pertama yang ditandatangani adalah penjualan batubara sebanyak 1,5 juta ton per tahun dengan Huaneng Power. Kontrak ini berjangka waktu 5 tahun. Kontrak kedua adalah pengadaan batubara dengan volume yang sama untuk Zhusui berjangka waktu 3 tahun. Seluruh kontrak akan mulai berlaku pada tahun ini.
“Kami baru saja menandatangani dua kontrak baru. Keduanya dari perusahaan Cina, untuk dipasok ke Provinsi Guangdong,” kata Presiden Direktur Berau Coal, Bob Kamandanu, di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Jumat, 6 Mei 2011.
Bob menjelaskan selama ini permintaan batubara dari Cina memang selalu tinggi walaupun jangka waktu kontrak umumnya bersifat pendek. Namun kini, para pengusaha China umumnya mulai berani membuat kontrak pembelian batubara asal Indonesia dengan jangka waktu lebih panjang.
Sayangnya, Bob enggan menyebutkan nilai maupun kisaran harga jual kontrak jual-beli yang baru diperoleh tersebut. Dia hanya menjelaskan bahwa harga batubara diperkirakan akan kembali menguat dan akhir tahun diproyeksikan berada pada level US$140 per ton. "Tapi kan harga batubara itu ada adjustment tiap enam bulan,” ujarnya.
Disinggung mengenai prospek bisnis batubara pada tahun 2011, Bob menyatakan produksi batubara pada kuartal II-2011 akan mengalami peningkatan 5 persen. Jika pada kuartal I-2011, tercatat produksi batubara nasional sebanyak 89 juta ton, maka pada periode April-Juni 2011 akan ada produksi batubara sebesar 95 juta - 96 juta ton.
Dari jumlah produksi batubara nasional pada kuartal I-2011, tercatat sebanyak 16 juta ton dialokasikan untuk kebutuhan domestik. "Dibanding kuartal I tahun lalu, ekspor batubara (pada kuartal II) akan mengalami kenaikan sekitar 5 persen," kata Bob.
Namun, kalangan pengusaha batubara menyatakan target produksi sebanyak 96 juta ton tersebut hanya bisa tercapai jika cuaca, khususnya pada bulan Juni, dianggap cukup mendukung. "Kami yakin bisa mencapai target yang kami patok. Tapi, kalau hujan deras, ya akan mempengaruhi kualitas produksi kami juga," ujarnya. (umi)