Mustafa: Dividen BUMN Sesuai Porsinya

VIVAnews - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap meminta setoran dividen sesuai kebijakan yang berlaku. Kendati demikian, sebagian besar manajemen perusahaan pemerintah itu meminta adanya pengurangan setoran dividen.
"Nanti dari deputi akan menghitung dan disampaikan," kata Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat, 1 April 2011.
Menurut Mustafa, manajemen BUMN, khususnya yang bergerak di sektor pertambangan, sebetulnya bisa mencari pendanaan dari sumber lain di luar pengurangan setoran dividen.
BUMN itu sebetulnya masih bisa memanfaatkan pendanaan yang bersumber dari pasar modal maupun pinjaman perbankan. "Mereka bisa meminjam ke bank atau melalui penerbitan obligasi. Tidak harus menggunakan dari hasil perolehan laba," kata dia.
Imbauan Kementerian BUMN meminta setoran dividen sesuai porsinya muncul di tengah harapan sejumlah direksi yang menginginkan agar pemerintah menurunkan target setoran itu.
Direktur Keuangan PT Semen Gresik Tbk, Ahyanizzaman, pernah meminta agar setoran dividen tahun buku 2010 dapat diturunkan dari persentase tahun sebelumnya sebesar 50 persen dari laba bersih. Perseroan beralasan membutuhkan dana yang sangat besar untuk menyelesaikan beberapa proyek yang tengah digarap.
Tahun ini, perseroan akan membangun dua pabrik dengan kapasitas 4,5 juta ton di Jawa Tengah dan Sumatera Barat. Perseroan membutuhkan dana US$700 juta. "Untuk kapasitas 2,5 juta ton saja, butuh dana US$350 juta," kata Ahyanizzaman.
Semen Gresik membutuhkan dana sebesar US$3 miliar guna meningkatkan kapasitas produksi menjadi 30 juta ton pada 2015.
Harapan serupa disampaikan manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang meminta pemerintah mengurangi porsi setoran dividen. BRI berharap setoran dividen tahun buku 2010 sebesar 5-10 persen dari laba bersih.
Sebagai informasi, pemerintah tahun ini mengharapkan adanya penerimaan negara dari setoran dividen dan pembayaran pajak BUMN sebesar Rp130 triliun. Setoran tersebut berasal dari laba bersih yang dibukukan perusahaan pelat merah selama 2010.
Setahun sebelumnya, BUMN menyumbang penerimaan negara sebesar Rp120 triliun yang berasal dari dividen dan pembayaran pajak. (art)