Ini Cara Produsen Layani Kelas Menengah
VIVAnews - Kenaikan pendapatan masyarakat mengubah perilaku konsumen Indonesia. Mau tak mau, produsen juga menyiasati perubahan itu dengan meningkatkan belanja iklan dan menambah varian produk mereka.
Menurut Executive Director of Client Leadership Nielsen, Venu Madhav, produsen melakukan beberapa strategi pemasaran dengan menyediakan barang lebih banyak di beberapa outlet. Produsen juga mengeluarkan uang lebih banyak untuk belanja iklan.
Nielsen audit ritel mencatat pengeluaran iklan untuk produk kelas menengah meningkat, seperti keju naik 32 persen, makanan beku meningkat 39 persen, dan popok bayi naik 70 persen. Sementara itu, kategori kelas atas, belanja untuk hair conditioner (pelembut rambut) naik 22 persen, produk susu cair naik 52 persen, dan pasta gigi naik 35 persen.
"Iklan adalah faktor penarik konsumen yang signifikan," ujarnya di Jakarta, Selasa, 19 April 2011.
Venu menjelaskan, produsen harus beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen kelas atas dan menengah. Konsumen kelas atas lebih memperhatikan kenyamanan, kesehatan dan gaya hidup serta mendorong inovasi. Sementara itu, untuk konsumen menengah ke bawah, produsen harus memperhatikan ketersediaan ukuran produk yang lebih kecil dengan harga terjangkau.
Seperti diketahui, meningkatnya pendapatan akan mengubah perilaku konsumsi. Konsumen kini lebih rela mengeluarkan uang mereka, dan berani membeli kategori produk yang tidak pernah dipertimbangkan sebelumnya.
"Konsumen yang sudah membeli produk tersebut akan menggunakannya lebih sering atau mencari versi premium produk tersebut," ujarnya. (art)