Yen Makin Menguat, Apa Pengaruhnya?
VIVAnews- Jepang merupakan negara kreditor terbesar Indonesia. Utang pemerintah terhadap Jepang pada 2011 mencapai 44,4 persen atau US$30,46 miliar dari total utang pemerintah US$68,57 miliar.
Menurut buku saku Perkembangan Utang Negara yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan, Jepang menduduki peringkat pertama. Kemudian disusul World Bank sebesar 16,6 persen atau US$11,41 miliar, ADB sebesar 16 persen atau US$11,05 miliar, dan lain-lan sebesar 22,8 pesen atau S$15,65 miliar.
Utang pemerintah dalam mata uang Yen sendiri sebesar 22 persen dari total utang. Padahal, bencana gempa dan tsunami belakangan ini menguat membuat Yen makin menguat. Bagaimana pengaruhnya terhadap pembayaran utang Indonesia?
Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto mengatakan mata uang yen yang perlahan menguat belakangan ini akan membuat pembayaran utang yen lebih mahal. Namun, menguatnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika pada sat yang bersamaan memberi ruang penghematan.
"Jelas terpengaruh, tapi secara neto terdapat penghematan karena menguatnya rupiah terhadap dolar," ujar Rahmat kepada VIVAnews.com di Jakarta, Selasa, 22 Maret 2011.
Sedangkan dari sisi pembiayaan proyek, tidak ada perubahan apa-apa. Menurut dia, Jepang masih berkomitmen dengan pembiayaan kegiatan/proyek di Indonesia. Negara terbesar pemberi pinjaman itu menyalurkan pinjamannya melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan Japan International Cooperation Agency (JICA). "Sebagian besar merupakan proyek multi years yang sudah commited. Sampai saat ini semuanya masih berjalan lancar" ujarnya.
Yen hari ini diperdagangkan sekitar 80,96 per dolar AS, atau menguat tipis dibanding sehari sebelumnya 81,03 per dolar AS ketika pasar Jepang kembali dibuka setelah libur panjang akhir pekan. Yen sempat mencapai rekor penguatan ke level 76,25 per dolar AS saat bencana gempa dan tsunami beberapa waktu lalu.