RI Siap Terima Relokasi Pabrik Jepang
VIVAnews - Pemerintah Indonesia siap menerima relokasi sejumlah pabrik industri komponen Jepang, menyusul bencana gempa dan tsunami yang terjadi di negeri itu, dua pekan lalu.
"Harus siap, mereka juga sebenarnya sudah memiliki pabrik assembling (perakitan) di Indonesia," kata Deputi Koordinasi Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Achmad Kurniawan, di Jakarta, Rabu, 23 Maret 2011.
Podusen mobil asal Jepang yang sudah memiliki pabrik di Indonesia antara lain, Nissan, Suzuki, dan Honda.
Menurut dia, pemerintah akan memberikan insentif seperti tax holiday atau keringanan pajak untuk waktu tertentu bagi perusahaan yang akan membangun pabrik di Indonesia. Syaratnya, industri itu padat modal, padat karya, dan pembangunan pabrik dilakukan di Indonesia bagian timur.
Namun, bagaimana mekanisme pemberian insentif pajak itu, menurut Achmad, tergantung keputusan Menteri Keuangan. "Saya tidak bisa menjawab," ujar dia.
Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk, Alwin Syah Loebis, mengatakan hingga saat ini manajemen belum menerima pemberitahuan terkait penundaan pembiayaan oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) untuk proyek Alumina di Tayan, Kalimantan Timur. "Mereka masih berkomitmen," kata dia.
PT Indonesia Chemical Alumina, anak usaha Aneka Tambang, menjajaki pinjaman dari Jepang itu guna mendanai proyek Chemical Grade Alumina Tayan senilai US$450 juta.
Selasa malam, Staf Khusus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedi MM Hidayat, mengkhawatirkan kesiapan Indonesia mengenai rencana relokasi industri Jepang.
Ia mengakui, yang dibutuhkan untuk melancarkan relokasi industri adalah kemudahan. Misalnya, penambahan kapasitasnya bagi perusahaan yang sudah ada di Indonesia. Selain itu, yang terpenting adalah kemampuan berkompetisi Indonesia dengan negara lain seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Sebelumnya, tawaran untuk merelokasi industri komponen Jepang ke Indonesia itu disampaikan oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat. Namun, tawaran itu akan dibicarakan dua bulan lagi, karena saat ini masih dalam suasana musibah.
Terkait investasim, Achmad Kurniawan memastikan sampai saat ini belum ada investasi asal Negeri Sakura yang dibatalkan atau ditunda. Semua masih berjalan. (umi)