Relokasi Industri Jepang Bagus, Apa RI Siap?
VIVAnews - Kadin Indonesia mendukung niat pemerintah menawarkan relokasi industri kepada Jepang. Relokasi ini nantinya akan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
"Kita harus tanggap dan meyakinkan mereka, jika ingin direlokasi datanglah ke Indonesia. Saya sangat mendukung rencana tersebut," kata Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto saat ditemui di Jakarta.
Suryo menanggapi positif rencana relokasi industri ini, karena dengan begitu akan banyak mendatangkan manfaat, antara lain dapat menciptakan lapangan kerja baru, mendorong ekspor, dan tentu adanya transfer teknologi.
Mengenai lokasi, menurutnya, jika nantinya relokasi tersebut dilakukan, dapat didirikan di mana saja. Sebab, Indonesia memilik wilayah yang luas. "Bisa saja nantinya di luar Jakarta, di luar Pulau Jawa kenapa tidak? Karena kan nantinya akan ada koridor baru yang akan diciptakan," kata Suryo.
Jika selama ini di bagian wilayah timur Indonesia nampaknya investor kurang berminat, Suryo menuturkan, akan dilakukan insentif seperti mempercepat pembangunan infrastruktur, stimulus dan lain-lain. Jika hal tersebut tidak segera dilakukan tentu para investor akan memilih untuk investasi di Jawa. Hal inilah yang harus mulai dipikirkan yakni membuat daerah lain menarik buat investor.
Sementera itu, staf khusus Menteri Bappenas Dedi MM Riyadi mengungkapkan kekhawatirannya mengenai rencana relokasi ini. "Mengenai rencana relokasi industri mungkin saja, tetapi kita bisa siap nggak," kata dia.
Sebab, dia mengakui, yang dibutuhkan untuk melancarkan relokasi industri tersebut ialah kemudahan. Misalnya, Astra yang sudah ada di Indonesia tinggal ditambah saja kapasitasnya seperti pengembangan pengaturan kapasitasnya. Juga yang terpenting yakni, dapatkah Indonesia berkompetisi dengan negara lain seperti Thailand yang ekonominya sudah membaik, lalu Malaysia dan Vietnam.
"Kalau bisa, kita mampu berkompetisi bisa saja mereka relokasi ke sini. Harusnya begitu ada, terus diambil peluangnya. Kita ini kadang-kadang suka telat sehingga momentum hilang," kata Dedi.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat berencana menawarkan Indonesia sebagai tempat relokasi industri komponen Jepang. Namun, tawaran itu akan dibicarakan dua bulan lagi, karena saat ini masih dalam suasana musibah.