Indo Tambang Tak Tambah Batu Bara ke Jepang

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Senin, 28 Maret 2011

Indo Tambang Tak Tambah Batu Bara ke Jepang

VIVAnews - PT Indo Tambangraya Megah Tbk belum akan menambah pasokan batu bara ke Jepang, meskipun negara tersebut masih kekurangan sumber energi akibat gempa dan tsunami beberapa waktu lalu.

"Permintaan di daerah terkena gempa mengalami penurunan, tapi kami akan menggeser pasokan itu ke pembeli yang lain," kata Direktur Utama Indo Tambangraya Megah, Somyot Ruchirawat, di Jakarta, Senin, 28 Maret 2011.

Sepanjang 2010, perseroan memasok batu bara ke pasar Jepang sebesar 21 persen dari produksi Indo Tambang atau sebanyak 4,7 juta ton.

Direktur Keuangan Indo Tambangraya, Edward Manurung, mengatakan perseroan masih akan mempertahankan persentase penjualan itu ke Jepang. "Belum ada penambahan signifikan, masih seperti tahun lalu," ujar dia.

Perseroan menargetkan produksi untuk 2011 sebanyak 25 juta ton atau naik tiga juta ton dibanding 2010. Target tersebut sama dengan penjualan perseroan pada 2011.

Penambahan produksi batu bara itu berasal dari tambang PT Indominco Mandiri sebanyak 15 juta ton, PT Trubaindo Coal Mining (7,3 juta ton), PT Kitadin (Embalut) 1 juta ton, dan PT Jorong Barutama Greston (1 juta ton).

Adapun hasil tambang dari PT Kitadin Tandung Mayang dan PT Bharinto Ekatama diharapkan dapat mulai beroperasi pada paruh kedua 2011 dengan target produksi masing-masing 0,5 juta ton dan 0,2 juta ton.

Sementara itu, untuk target penjualan perseroan hingga akhir Februari 2011, menurut dia, sekitar 40 persen produksi telah memperoleh kontrak dan ditetapkan harga jualnya. Adapun 37 persen produksi juga telah mendapat kontrak, namun penetapan harga jual berdasarkan indeks harga batu bara global.

Selain itu, sebanyak 12 persen produksi telah dikontrak, namun harga jual belum disepakati. Sementara itu, sisanya sebanyak 11 persen hasil produksi belum terjual.

Edward memastikan, sisa produksi sebanyak 11 persen yang belum dikontrak tidak akan dijual ke pasar Jepang. "Sisa 11 persen itu memiliki tingkat sulfur yang tinggi, sehingga tidak cocok untuk dipasarkan di Jepang," kata dia.

Dia menjelaskan, sisa produksi batu bara itu akan dipasarkan ke China dan India.

Selama 2010, perseroan membukukan laba bersih sebesar US$204 juta atau turun dibanding tahun sebelumnya US$336 juta. Penurunan laba disebabkan oleh tingginya beban produksi perseroan.

Perseroan juga akan membagikan dividen sebesar 75 persen dari laba bersih 2010. "Kami akan membagikan total dividen pada Mei 2011 sebesar Rp1.202 per saham," tuturnya.

Dividen final dibagikan sebesar Rp407 per saham. Sebelumnya, perseroan telah membayar dividen interim sebesar Rp795 per saham pada semester II tahun lalu.

Akuisisi Tambang
Sementara itu, Indo Tambangraya juga sedang mengincar dua hingga tiga tambang batu bara tahun ini. "Kami akan lebih aktif tahun ini," kata Somyot.

Tambang yang akan diakuisisi tersebut masih berupa lahan hijau (green field), dan diharapkan dapat berproduksi 1 juta ton per tahun dengan cadangan mencapai 20 juta ton batu bara. "Ada satu tambang lagi yang sudah berproduksi, tapi belum maksimal," ujar dia.

Somyot mengatakan, proses akuisisi dalam tahap negosiasi, meski tidak disebutkan kapan akuisisi tambang akan direalisasikan. Tambang itu berlokasi di Kalimantan.

Edward menambahkan, perseroan akan menggunakan dana internal untuk mengakuisisi tambang itu. "Kami punya kas sekitar US$300 juta. Kalau tidak cukup, kami akan mencari pinjaman," tuturnya.

Tahun ini, Indo Tambangraya mengalokasikan dana US$126 juta untuk belanja modal. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur tambang dan pemeliharaan tambang perseroan.

Kerja di rumah

Popular Posts